Sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan maritim besar di Nusantara yang pernah berjaya pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kerajaan ini berpusat di Palembang, Sumatera Selatan, dan menguasai wilayah yang luas di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan yang penting di Asia Tenggara, dan memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di kawasan ini.
Namun, sumber-sumber sejarah mengenai Kerajaan Sriwijaya sangat terbatas. Tidak ada prasasti atau dokumen tertulis yang ditemukan yang secara langsung menyebutkan keberadaan kerajaan ini. Informasi tentang Sriwijaya sebagian besar diperoleh dari berita-berita Cina, prasasti-prasasti dari kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, dan catatan-catatan perjalanan para pedagang dan penjelajah asing. Meskipun demikian, sumber-sumber sejarah tersebut memberikan gambaran yang cukup jelas tentang keberadaan dan kejayaan Kerajaan Sriwijaya.
Sumber-sumber sejarah mengenai Kerajaan Sriwijaya dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu sumber-sumber dalam negeri dan sumber-sumber luar negeri. Sumber-sumber dalam negeri meliputi prasasti-prasasti yang ditemukan di wilayah kekuasaan Sriwijaya, seperti Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Telaga Batu, dan Prasasti Kota Kapur. Prasasti-prasasti ini memuat informasi tentang raja-raja Sriwijaya, wilayah kekuasaan, dan hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain.
Sumber-sumber luar negeri mengenai Kerajaan Sriwijaya sebagian besar berasal dari berita-berita Cina. Berita-berita Cina tersebut ditulis oleh para pedagang, penjelajah, dan utusan kekaisaran Cina yang mengunjungi Sriwijaya. Berita-berita Cina tersebut memuat informasi tentang letak geografis Sriwijaya, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya, serta hubungan Sriwijaya dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara.
sumber sejarah kerajaan sriwijaya
Sumber-sumber sejarah tentang Kerajaan Sriwijaya sangat terbatas, tetapi beberapa sumber yang ada memberikan informasi penting tentang kerajaan maritim besar ini.
- Prasasti dalam negeri
- Berita-berita Cina
- Prasasti kerajaan lain
- Catatan perjalanan asing
- Artefak dan temuan arkeologi
Sumber-sumber sejarah tersebut memberikan gambaran tentang letak geografis Sriwijaya, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya, hubungan Sriwijaya dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara, serta kejayaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Nusantara.
Prasasti dalam negeri
Prasasti dalam negeri merupakan salah satu sumber sejarah terpenting tentang Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti ini ditemukan di wilayah kekuasaan Sriwijaya, seperti Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, dan Riau. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dalam berbagai bahasa, seperti Melayu Kuno, Jawa Kuno, dan Sansekerta. Isinya beragam, mulai dari informasi tentang raja-raja Sriwijaya, wilayah kekuasaan, hingga hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain.
Beberapa prasasti dalam negeri yang penting antara lain:
- Prasasti Kedukan Bukit: Prasasti ini ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan berangka tahun 683 Masehi. Prasasti Kedukan Bukit menyebutkan nama raja Sriwijaya pertama, yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pendirian kerajaan Sriwijaya dan wilayah kekuasaannya.
- Prasasti Telaga Batu: Prasasti ini ditemukan di Palembang, Sumatera Selatan. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan berangka tahun 684 Masehi. Prasasti Telaga Batu menyebutkan nama raja Sriwijaya kedua, yaitu Dapunta Hyang Jayanasa. Prasasti ini juga menyebutkan tentang perluasan wilayah kekuasaan Sriwijaya dan hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara.
- Prasasti Kota Kapur: Prasasti ini ditemukan di Bangka, Bangka Belitung. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan berangka tahun 686 Masehi. Prasasti Kota Kapur menyebutkan nama raja Sriwijaya ketiga, yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Prasasti ini juga menyebutkan tentang penaklukan kerajaan Sriwijaya atas kerajaan Melayu di Jambi.
- Prasasti Palas Pasemah: Prasasti ini ditemukan di Bengkulu, Bengkulu. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan berangka tahun 1207 Masehi. Prasasti Palas Pasemah menyebutkan nama raja Sriwijaya terakhir, yaitu Srimat Trailokyaraja Mauliawarmadewa. Prasasti ini juga menyebutkan tentang wilayah kekuasaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.
Prasasti-prasasti dalam negeri tersebut memberikan informasi yang sangat penting tentang Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut menjadi bukti sejarah keberadaan kerajaan Sriwijaya, raja-rajanya, wilayah kekuasaannya, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain, serta kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Nusantara.
Berita-berita Cina
Berita-berita Cina merupakan sumber sejarah penting lainnya tentang Kerajaan Sriwijaya. Berita-berita Cina tersebut ditulis oleh para pedagang, penjelajah, dan utusan kekaisaran Cina yang mengunjungi Sriwijaya. Berita-berita Cina tersebut memuat informasi tentang letak geografis Sriwijaya, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya, hubungan Sriwijaya dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara, serta kejayaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Nusantara.
Beberapa berita Cina yang penting antara lain:
- Berita Dinasti Tang: Berita-berita Dinasti Tang menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang kuat dan makmur. Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Sriwijaya juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan Cina.
- Berita Dinasti Song: Berita-berita Dinasti Song menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang kaya dan memiliki banyak hasil bumi. Sriwijaya juga merupakan pusat perdagangan yang ramai. Sriwijaya memiliki hubungan baik dengan kerajaan Cina dan sering mengirim upeti ke Cina.
- Berita Dinasti Yuan: Berita-berita Dinasti Yuan menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang besar dan kuat. Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Sriwijaya juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan Cina.
- Berita Dinasti Ming: Berita-berita Dinasti Ming menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang makmur dan memiliki banyak hasil bumi. Sriwijaya juga merupakan pusat perdagangan yang ramai. Sriwijaya memiliki hubungan baik dengan kerajaan Cina dan sering mengirim upeti ke Cina.
Berita-berita Cina tersebut memberikan informasi yang sangat penting tentang Kerajaan Sriwijaya. Berita-berita Cina tersebut menjadi bukti sejarah keberadaan kerajaan Sriwijaya, wilayah kekuasaannya, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara, serta kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Nusantara.
Prasasti kerajaan lain
Prasasti kerajaan lain juga menjadi sumber sejarah penting tentang Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut ditemukan di kerajaan-kerajaan lain di Nusantara yang pernah berhubungan dengan Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut memuat informasi tentang hubungan Sriwijaya dengan kerajaan-kerajaan lain, wilayah kekuasaan Sriwijaya, serta kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya.
Beberapa prasasti kerajaan lain yang penting antara lain:
- Prasasti Karangtengah: Prasasti ini ditemukan di Jawa Tengah. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Jawa Kuno dan berangka tahun 824 Masehi. Prasasti Karangtengah menyebutkan tentang hubungan baik antara Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti ini juga menyebutkan tentang wilayah kekuasaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya.
- Prasasti Nalanda: Prasasti ini ditemukan di India. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Sansekerta dan berangka tahun 860 Masehi. Prasasti Nalanda menyebutkan tentang hubungan baik antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Pala di India. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pengiriman mahasiswa Sriwijaya ke Nalanda, salah satu universitas tertua di dunia.
- Prasasti Ligor: Prasasti ini ditemukan di Thailand. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan berangka tahun 775 Masehi. Prasasti Ligor menyebutkan tentang hubungan baik antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Ligor di Thailand. Prasasti ini juga menyebutkan tentang wilayah kekuasaan Sriwijaya yang meliputi Semenanjung Malaya dan Thailand selatan.
- Prasasti Vo Canh: Prasasti ini ditemukan di Vietnam. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Vietnam dan berangka tahun 1030 Masehi. Prasasti Vo Canh menyebutkan tentang hubungan baik antara Kerajaan Sriwijaya dengan Kerajaan Champa di Vietnam. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pengiriman upeti dari Sriwijaya ke Champa.
Prasasti-prasasti kerajaan lain tersebut memberikan informasi yang sangat penting tentang Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti tersebut menjadi bukti sejarah keberadaan kerajaan Sriwijaya, wilayah kekuasaannya, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara dan Asia Tenggara, serta kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya.
Catatan perjalanan asing
Catatan perjalanan asing juga menjadi sumber sejarah penting tentang Kerajaan Sriwijaya. Catatan-catatan perjalanan tersebut ditulis oleh para pedagang, penjelajah, dan utusan asing yang pernah mengunjungi Sriwijaya. Catatan-catatan perjalanan tersebut memuat informasi tentang letak geografis Sriwijaya, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya, hubungan Sriwijaya dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara, serta kejayaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Nusantara.
- Catatan perjalanan I-Tsing: I-Tsing adalah seorang pendeta Buddha dari Cina yang pernah singgah di Sriwijaya pada abad ke-7 Masehi. Dalam catatan perjalanannya, I-Tsing menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang besar dan kuat. Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Sriwijaya juga merupakan pusat pendidikan agama Buddha yang penting.
- Catatan perjalanan Marco Polo: Marco Polo adalah seorang pedagang asal Italia yang pernah singgah di Sriwijaya pada abad ke-13 Masehi. Dalam catatan perjalanannya, Marco Polo menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang sangat kaya dan makmur. Sriwijaya memiliki banyak hasil bumi dan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Sriwijaya juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara.
- Catatan perjalanan Odoric of Pordenone: Odoric of Pordenone adalah seorang biarawan Fransiskan dari Italia yang pernah singgah di Sriwijaya pada abad ke-14 Masehi. Dalam catatan perjalanannya, Odoric of Pordenone menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang besar dan kuat. Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Sriwijaya juga merupakan pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.
- Catatan perjalanan Tomé Pires: Tomé Pires adalah seorang pedagang asal Portugis yang pernah singgah di Sriwijaya pada awal abad ke-16 Masehi. Dalam catatan perjalanannya, Tomé Pires menyebutkan bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan yang besar dan kuat. Sriwijaya memiliki wilayah kekuasaan yang luas dan menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara. Sriwijaya juga merupakan pusat penyebaran agama Islam di Asia Tenggara.
Catatan-catatan perjalanan asing tersebut memberikan informasi yang sangat penting tentang Kerajaan Sriwijaya. Catatan-catatan perjalanan tersebut menjadi bukti sejarah keberadaan kerajaan Sriwijaya, wilayah kekuasaannya, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara, serta kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Nusantara.
Artefak dan temuan arkeologi
Artefak dan temuan arkeologi juga menjadi sumber sejarah penting tentang Kerajaan Sriwijaya. Artefak-artefak dan temuan arkeologi tersebut ditemukan di wilayah kekuasaan Sriwijaya, seperti Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, dan Riau. Artefak-artefak dan temuan arkeologi tersebut berupa bangunan-bangunan kuno, keramik, peralatan rumah tangga, senjata, perhiasan, dan benda-benda lainnya. Artefak-artefak dan temuan arkeologi tersebut memberikan informasi tentang kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya, serta kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Nusantara.
Beberapa artefak dan temuan arkeologi penting antara lain:
- Candi Muara Takus: Candi Muara Takus terletak di Kabupaten Kampar, Riau. Candi Muara Takus merupakan kompleks candi Buddha yang dibangun pada abad ke-9 Masehi. Candi Muara Takus terdiri dari lima candi utama dan beberapa candi kecil. Candi Muara Takus menjadi bukti sejarah keberadaan agama Buddha di Sriwijaya.
- Prasasti Talang Tuo: Prasasti Talang Tuo ditemukan di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Prasasti Talang Tuo ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan berangka tahun 683 Masehi. Prasasti Talang Tuo menyebutkan nama raja Sriwijaya pertama, yaitu Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Prasasti Talang Tuo juga menyebutkan tentang pendirian kerajaan Sriwijaya dan wilayah kekuasaannya.
- Arca Amoghapasa: Arca Amoghapasa ditemukan di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan. Arca Amoghapasa terbuat dari perunggu dan menggambarkan dewa Avalokiteshvara dalam wujud Amoghapasa. Arca Amoghapasa menjadi bukti sejarah keberadaan agama Buddha di Sriwijaya.
- Temuan Keramik Cina: Temuan keramik Cina ditemukan di berbagai wilayah kekuasaan Sriwijaya. Keramik-keramik Cina tersebut berasal dari Dinasti Tang, Dinasti Song, dan Dinasti Yuan. Temuan keramik Cina tersebut menjadi bukti sejarah hubungan dagang antara Sriwijaya dengan Cina.
Artefak-artefak dan temuan arkeologi tersebut memberikan informasi yang sangat penting tentang Kerajaan Sriwijaya. Artefak-artefak dan temuan arkeologi tersebut menjadi bukti sejarah keberadaan kerajaan Sriwijaya, wilayah kekuasaannya, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Sriwijaya, hubungan dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara, serta kejayaannya sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan di Nusantara.
Kesimpulan
Sejarah Kerajaan Sriwijaya masih menyimpan banyak misteri. Namun, sumber-sumber sejarah yang ada, seperti prasasti dalam negeri, berita-berita Cina, prasasti kerajaan lain, catatan perjalanan asing, dan artefak serta temuan arkeologi, memberikan gambaran yang cukup jelas tentang keberadaan dan kejayaan kerajaan maritim besar ini.
Sriwijaya merupakan kerajaan yang berjaya di Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kerajaan ini berpusat di Palembang, Sumatera Selatan, dan menguasai wilayah yang luas di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan yang penting di Asia Tenggara, dan memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain di kawasan ini.
Kejayaan Sriwijaya tidak lepas dari letak geografisnya yang strategis. Sriwijaya terletak di jalur perdagangan internasional antara Cina dan India. Sriwijaya juga memiliki sumber daya alam yang melimpah, seperti emas, perak, dan rempah-rempah. Selain itu, Sriwijaya memiliki pemerintahan yang kuat dan teratur, serta masyarakat yang maju dan berbudaya.
Namun, pada abad ke-13 Masehi, Sriwijaya mulai mengalami kemunduran. Kerajaan ini menghadapi serangan dari kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit. Selain itu, Sriwijaya juga menghadapi persaingan ketat dari kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara lainnya, seperti Kerajaan Khmer dan Kerajaan Champa.
Pada akhirnya, Sriwijaya runtuh pada abad ke-14 Masehi. Kerajaan ini meninggalkan warisan yang besar bagi Nusantara. Sriwijaya menjadi salah satu kerajaan maritim terbesar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan ini juga menjadi pusat penyebaran agama Buddha dan Hindu di Nusantara. Selain itu, Sriwijaya juga menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan yang penting di Asia Tenggara.