Jurnal Refleksi Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif II
Seminar Pendidikan Profesi Guru Seminar Pendidikan Profesi Guru 02.05.1-4-a Jurnal Refleksi - Matakuliah Inti
Nama Matakuli ah |
Prinsip Pengajaran dan
Asesmen yang Efektif II di SD (PPAE
II) |
Review pengala
man belajar. |
Apa yang telah saya pelajari di mata kuliah ini? Mata kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang
Efektif II ini adalah kelanjutan dari mata kuliah
Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang
Efektif I. Mata kuliah ini memiliki komponen praktik lebih banyak
daripada di semester I, dengan fokus
yang sama yaitu
pendalaman pengetahuan dan keterampilan tentang
prinsip pembelajaran yang
meliputi merancang kegiatan pembelajaran, menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran,
termasuk peserta didik, guru, dan pihak lainnya dengan menggunakan prinsip ekosistem pembelajaran, serta
mengelola pembelajaran yang efektif
dan reflektif. Mata kuliah ini juga membekali Mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan mendesain asesmen, menyediakan umpan balik dan laporan belajar
peserta didik secara
mandiri. Untuk memperdalam dan mengkontekstualisasikan pengetahuan mahasiswa tentang teori yang dipelajari, pelaksanaan mata
kuliah ini memadukan data observasi yang meliputi cara
guru mengajar dan
peserta didik belajar
dengan kajian teoretis disertai praktik mandiri. Kegiatan perencanaan dan praktik pembelajaran dan
asesmen ini akan terintegrasi dengan
PPL di Semester II. Materi PPA II dipelajari melalui 2 siklus dengan
6 topik setiap siklusnya. Siklus 1 Topik 1: Menyusun Perencanaan
Pembelajaran dan Asesmen yang Efektif II Teaching
at The Right Level (TaRL) di Sekolah Dasar Upaya peningkatan mutu pendidikan akan berhasil jika pola kegiatan pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan taraf perkembangan pendidikan pada era zamannya yang sekarang ini pola kegiatan pembelajaran berorientasi pada peserta didik.
Dalam menyusun perencanaan dan perangkat pembelajaran dan asesmen II ini, tidak
terlepas dari konsep pembuatan perencanaan yang sudah disampaikan pada perkuliahan Prinsip
Pengajaran dan Asesmen
II yang Efektif. Menyusun perencanaan pembelajaran tahap awal pada materi ini
yaitu merefleksi perangkat pembelajaran yang sudah
dibuat apakah sudah
menggunakan pendekatan Teaching at The Right
Level atau belum.
Pendekatan pembelajaran Teaching at The Right
Level mengacu pada tingkatan capaian atau
kemampuan peserta didik. Pendekatan |
|
pembelajaran ini tidak mengacu
pada tingkatan kelas
tetapi pembelajaran dibuat
disesuaikan dengan capaian
tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik, untuk mencapai capaian pembelajaran yang
diharapkan, maka kita melakukan segala
upaya kita untuk
melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik. Topik 2: Melaksanakan
Pembelajaran dengan Menerapkan Prinsip Pengajaran
dan Asesmen yang Efektif, serta Mampu Menciptakan Lingkungan Kelas yang Aman, Nyaman dan Berpihak pada Peserta Didik Salah satu hal yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar yang wajib terpenuhi
sebagai efek kegiatan pembelajaran tersebut adalah bagaimana persepsi atau kemampuan peserta didik dalam
penerimaan materi ajar yang telah
disampaikan. Pembelajaran merupakan proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir peserta didik, serta
dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Topik
ini mempelajari perangkat pembelajaran dengan pendekatan Teaching at The Right
Level dari teman
sejawat yang didiskusikan dan dianalisis kemudian diberikan saran dan masukan untuk
mengembangkan perangkat pembelajaran yang baik dan sesuai dengan TaRL.
Pembelajaran pada topik
ini memiliki tujuan
agar mahasiswa dapat
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan sistem pengajaran dan asesmen yang efektif, serta mampu
menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik. Topik 3: Mengevaluasi Pembelajaran dan Asesmen yang Telah Dilaksanakan Dalam pelaksanaan pembelajaran selalu ada pertanyaan yang muncul berkaitan dengan apakah kegiatan pembelajaran telah sesuai
dengan tujuan pembelajaran, apakah peserta sudah
dapat menguasai materi
ajar yang disampaikan oleh guru, dan apakah proses
pembelajaran berjalan efektif
dan efisien, serta
apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai
atau belum. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dibutuhkan pemahaman tentang evaluasi atau asesmen pembelajaran, agar dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran di
sekolah dasar. Pada topik
ini dilaksanakan kegiatan mencermati dan mengevaluasi perangkat pembelajaran sesuai
dengan pendekatan Teaching at The Right Level. Mengevaluasi pembelajaran dan asesmen artinya
melakukan |
|
refleksi tentang
apa yang telah
dilakukan selama proses
pembelajaran dan asesmen. Berdasarkan pemahaman
pendalaman materi dan pengalaman menyusun asesmen, mahasiswa menyusun evaluasi/asesmen pembelajaran yang ideal
untuk melengkapi perangkat pembelajaran kemudian membuat
proyek yaitu video
simulasi pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis video yang sudah dibuat. Topik 4: Melakukan Refleksi Pembelajaran dan Asesmen yang telah Di Evaluasi Kegiatan refleksi pembelajaran setelah melaksanakan proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan umpan balik kepada
guru dan terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Melalui kegiatan refleksi pembelajaran, akan diperoleh informasi mengenai kegiatan proses pembelajaran
yang sudah dilakukan, sehingga guru dapat memberikan solusi untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut. Kegiatan asesmen hasil
belajar dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Tentu
saja tes hanya
merupakan salah satu alat yang dapat digunakan. Informasi tentang
hasil belajar dapat juga
diperoleh tanpa menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya, misalnya dengan
menggunakan instrumen non-tes, seperti observasi, skala
rating dan sebagainya. Dalam topik ini mahasiswa mempelajari lebih mendalam perangkat pembelajaran TaRL dan menganalisis kelebihan dan kekurangannya dengan
merefleksikannya dengan tabel
yang sudah disediakan kemudian menyusun rencana
alternatif untuk mengatasi kekurangan yang ada dalam perangkat pembelajaran TaRL yang disusun. Topik 5: Membuat Rencana
Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen Berdasarkan Hasil Refleksi Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah rencana kegiatan
yang harus dilakukan pada tahap
berikutnya dan dinyatakan dalam satu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan. Termasuk didalamnya adalah perubahan- perubahan yang
perlu dilakukan, selaras dengan perubahan kebutuhan dan masalah yang
akan dihadapi dalam suatu proses pembelajaran dalam suatu kelas. Semua itu tidak terlepas pada kegiatan akhir
pembelajaran yaitu evaluasi atau asesmen pembelajaran. Salah satu manfaat
hasil evaluasi atau asesmen
adalah untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembelajaran baik
secara |
|
langsung
maupun tidak langsung. Umpan balik dapat dijadikan sebagai alat bagi guru guna untuk
membantu peserta didik
agar kegiatan pembelajarannya menjadi lebih baik dan
meningkatkan mutu kinerjanya. Asesmen dilaksanakan dalam rangka upaya
untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja peserta
didik terhadap tujuan
pembelajaran tertentu. Setelah diperoleh hasil asesmen maka
dilakukan proses penilaian. Hasil dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi. Topik 6: Menyusun Laporan Belajar Peserta Didik Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Penilaian berkaitan dengan menyusun laporan belajar peserta didik. Laporan hasil belajar peserta
didik merupakan aset penting bagi sekolah
untuk mengetahui ketercapaian pembelajaran peserta didik yang disajikan dalam bentuk nilai akhir dari
serangkaian proses pembelajaran dan
penilaian yang dilakukan oleh guru. Selain itu, laporan hasil belajar peserta didik dapat digunakan sebagai
salah satu aspek penting dalam pengambilan
kebijakan dan keputusan evaluasi atau asesmen akademik dan pembelajaran yang ada dalam satuan tingkat pendidikan
tertentu. Pada topik ini mahasiswa
membuat laporan hasil belajar peserta didik
yang disusun untuk
memberikan informasi kepada
beberapa pihak mengenai kemampuan peserta didik agar mereka turut meningkatkan kemampuan peserta didik. Siklus 2 Topik 1: Menyusun Perencanaan
Pembelajaran dan Asesmen yang efektif II Culturally Responsive Teaching (CRT) di Sekolah
Dasar Pendekatan Culturally Responsive Teaching merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya
persamaan hak setiap peserta didik untuk mendapatkan
pengajaran tanpa membedakan latar belakang budaya peserta didik.
pada topik ini mempelajari penyusunan perencanaan perangkat
pembelajaran dan asesmen sesuai dengan
CRT. Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan perumusan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan pembelajaran, langkah- langkah kegiatan pembelajaran yang didalamnya terdapat pendekatan, metode, serta teknik pembelajaran yang disesuaikan dengan alur langkah |
|
kegiatan, dan asesmen pembelajaran sebagai komponen dalam pembuatan perencanaan pembelajaran. Perlu dipersiapkan bahan materi ajar,
alat atau media
pembelajaran yang tepat
untuk mendukung kelengkapan perencanaan pembelajaran tersebut. Asesmen pembelajaran
merupakan bagian terpadu dari
proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik, sebagai umpan balik untuk
guru, peserta didik,
dan orang tua agar dapat
memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya selanjutnya hasil asesmen digunakan oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/wali sebagai
bahan refleksi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran. Topik 2: Melaksanakan
Pembelajaran dengan Menerapkan Prinsip Pengajaran
dan Asesmen yang Efektif, serta Mampu Menciptakan Lingkungan Kelas yang Aman, Nyaman dan Berpihak pada Peserta Didik di Sekolah Dasar Pelaksanaan pembelajaran diarahkan pada pendekatan
Culturally Responsive Teaching
yaitu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara pendidikan dan dimensi sosial budaya
peserta didik. Mahasiswa melaksanakan pembelajaran dengan
menerapkan sistem pengajaran
dan asesmen yang efektif, serta mampu menciptakan lingkungan kelas yang aman, nyaman dan berpihak pada peserta
didik. Dalam menerapkan pendekatan Culturally Responsive teaching perlu
dipahami identitas budaya, warisan budaya yang terdapat di masyarakat, demikian pula dengan kearifan lokalnya.
Kearifan lokal atau kepribadian budaya sebuah
bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu
menyerap, bahkan mengolah kebudayaan yang berasal dari luar/bangsa lain
menjadi watak dan kemampuan
sendiri Wibowo (2015:17). Topik 3: Mengevaluasi Pembelajaran dan Asesmen yang telah Dilaksanakan Dalam pelaksanaan pembelajaran selalu ada pertanyaan yang muncul berkaitan dengan apakah kegiatan pembelajaran telah sesuai
dengan tujuan pembelajaran, apakah peserta sudah
dapat menguasai materi
ajar yang disampaikan oleh guru, dan apakah proses
pembelajaran berjalan efektif
dan efisien, serta
apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai
atau belum. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dibutuhkan pemahaman tentang evaluasi atau asesmen pembelajaran, agar dapat menerapkannya dalam proses pembelajaran di
sekolah dasar. Pada topik
ini dilaksanakan kegiatan mencermati dan mengevaluasi perangkat pembelajaran sesuai
dengan pendekatan Culturally Responsive |
|
Teaching. Mengevaluasi
pembelajaran dan asesmen artinya melakukan
refleksi tentang apa yang telah
dilakukan selama proses
pembelajaran dan asesmen. Berdasarkan pemahaman
pendalaman materi dan pengalaman menyusun asesmen, mahasiswa menyusun evaluasi/asesmen pembelajaran yang ideal
untuk melengkapi perangkat pembelajaran kemudian membuat
proyek yaitu video
simulasi pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis video yang sudah dibuat. Topik 4: Melakukan Refleksi Pembelajaran dan Asesmen
yang Telah Dievaluasi Kegiatan refleksi pembelajaran setelah melaksanakan proses
pembelajaran merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan umpan balik kepada
guru dan terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Melalui kegiatan refleksi pembelajaran, akan diperoleh informasi mengenai kegiatan proses pembelajaran
yang sudah dilakukan, sehingga guru dapat memberikan solusi untuk meningkatkan mutu pembelajaran tersebut. Kegiatan asesmen hasil
belajar dapat dilakukan dengan baik dan benar bila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, yang menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Tentu
saja tes hanya
merupakan salah satu alat yang dapat digunakan. Informasi tentang
hasil belajar dapat juga
diperoleh tanpa menggunakan tes sebagai instrumen ukurnya, misalnya dengan
menggunakan instrumen non-tes, seperti observasi, skala
rating dan sebagainya. Dalam topik ini mahasiswa mempelajari lebih mendalam perangkat pembelajaran CRT dan menganalisis kelebihan dan kekurangannya dengan
merefleksikannya dengan tabel
yang sudah disediakan kemudian menyusun rencana
alternatif untuk mengatasi kekurangan yang ada dalam perangkat pembelajaran CRT
yang disusun. Topik 5: Membuat Rencana
Tindak Lanjut Pembelajaran dan Asesmen Rencana Tindak Lanjut (RTL) adalah rencana kegiatan
yang harus dilakukan pada tahap
berikutnya dan dinyatakan dalam satu rangkaian kegiatan yang berkelanjutan. Termasuk didalamnya adalah perubahan- perubahan yang
perlu dilakukan, selaras dengan perubahan kebutuhan dan masalah yang
akan dihadapi dalam suatu proses pembelajaran dalam suatu kelas. Semua itu tidak terlepas pada kegiatan akhir
pembelajaran yaitu evaluasi atau asesmen pembelajaran. Salah satu manfaat hasil evaluasi atau asesmen
adalah untuk memberikan umpan balik (feedback) |
|
kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan
balik dapat dijadikan sebagai alat bagi guru guna untuk membantu peserta didik agar kegiatan pembelajarannya menjadi lebih baik dan
meningkatkan mutu kinerjanya. Asesmen dilaksanakan dalam rangka upaya
untuk mendapatkan data/informasi dari proses dan hasil pembelajaran untuk mengetahui seberapa baik kinerja peserta
didik terhadap tujuan
pembelajaran tertentu. Setelah diperoleh hasil asesmen maka
dilakukan proses penilaian. Hasil dari penilaian berupa atribut/dimensi/kuantitas tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi. Topik 6: Menyusun Laporan Belajar Peserta Didik Hasil belajar adalah sebagai bagian
terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri peserta didik yang dapat diamati dan diukur bentuk
pengetahuan, sikap dan keterampilan, yang disampaikan setelah akhir proses pembelajaran yang dituangkan dalam
bentuk laporan. Laporan
hasil belajar peserta
didik merupakan rangkuman hasil evaluasi peserta didik yang berupa
angka, atau nilai
yang telah dicapai seorang peserta didik
dari pembelajaran yang
telah dilakukan. Salah
satu faktor turut
menentukan hasil belajar peserta didik adalah
kemampuan guru dalam
menggunakan strategi pembelajaran sebagai cara yang digunakan dalam
mengelola kegiatan proses
pembelajaran dengan mengkoordinasikan materi pelajaran dan peserta didik,
pengkondisian pembelajaran yang
berpihak pada peserta
didik, peralatan dan bahan serta waktu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan secara efektif dan
efisien. Hasil belajar
pada ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik tidak boleh dijumlahkan karena dimensi yang
diukur berbeda. Pada
topik ini mahasiswa memahami cara untuk
menyusun laporan peserta didik sesuai dengan
standar laporan yang
berlaku saat ini.
Perkuliahan MK Prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif II di SD membahas penyusunan perencanaan pembelajaran dan asesmen, pelaksanaan pembelajaran dan asesmen,
evaluasi, refleksi dan membuat rencana
tindak lanjut pembelajaran dan asesmen serta menyusun laporan belajar peserta didik di sekolah
dasar. Siklus 1 MK PPA II membahas pendekatan Teaching at The Right
Level, sehingga perangkat pembelajaran dan asesmen
disusun sesuai dengan
pendekatan TaRL tersebut, sedangkan pada siklus
2 membahas pendekatan Culturally Responsive Teaching, sehingga perangkat pembelajaran dan asesmen
disusun menyesuaikan pendekatan CRT kemudian dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan kelebihannya serta
membuat perangkat |
|
pembelajaran yang efektif. Disamping itu, MK PPA II juga mempelajari cara
untuk menciptakan lingkungan kelas yang aman,
nyaman dan berpihak pada
peserta didik di sekolah dasar. |
Refleksi pengala man belajar yang dipilih |
Tahap refleksi 1. Mengapa topik
tersebut penting dipelajari? Pembelajaran paradigma baru pada kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 yang diterapkan pada pendidikan di Indonesia menuntut guru agar dapat menciptakan
pembelajaran yang efektif dan berpihak
pada peserta didik, disamping itu guru harus bisa melakukan asesmen pada pembelajaran, peserta
didik, diri sendiri
dan juga lingkungan untuk perbaikan dan peningkatan proses
pembelajaran dan hasil pembelajarannya. Untuk menunjang
hal-hal tersebut maka guru harus memahami pendekatan Teaching
at The Right
Level dan Culturally Responsive Teaching. Melalui penerapan pendekatan Teaching at The Right Level, persoalan kesenjangan pemahaman yang selama
ini terjadi dalam
kelas dapat diatasi
sehingga peserta didik mampu mencapai sesuai dengan potensinya. Pengajaran sesuai
pendekatan Teaching
at The Right
Level proses intervensi yang harus dilakukan guru dengan memberikan masukan pembelajaran yang
relevan dan spesifik untuk menjembatani perbedaan yang ditemukan pada peserta didik,
sehingga dengan dilaksanakannya Teaching at The Right
Level pada pembelajaran, peserta didik akan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kemampuannya karena Teaching at The Right Level memfokuskan membantu peserta didik
dengan dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri,
serta keterampilan berhitung sesuai dengan tingkat kemampuannya. Melalui penerapan pendekatan Culturally Responsive Teaching merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang
menghendaki adanya persamaan hak setiap peserta didik
untuk mendapatkan pengajaran tanpa membedakan latar belakang budaya
peserta didik. Maka
dengan demikian peserta
didik yang merasa
dirinya berasal dari budaya minoritas memiliki hak yang sama dapat
mengembangkan kemampuan
dirinya. Melalui pendekatan pembelajaran ini membuat peserta didik juga menjadi lebih memahami budayanya sendiri
serta menghargai budaya
orang lain. Pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat terjadi
apabila peserta didik
memiliki rasa saling
menghormati terhadap latar belakang dan keadaan tanpa memandang status individu dan
kekuasaan, dan
apabila ada
perencanaan |
|
pembelajaran
yang meliputi berbagai kebutuhan, kepentingan, dan orientasi di ruang
kelas. Penerapan pendekatan TaRL
dan CRT dalam
pembelajaran serta guru memahami cara menciptakan lingkungan
yang aman, nyaman dan berpihak pada
peserta didik di SD, maka kegiatan pembelajaran dan asesmen menjadi efektif dan berpihak pada kemampuan dan
latar belakang budaya
peserta didik. 2. Bagaimana saya mempelajari topik
yang ada pada mata kuliah
tersebut? Cara saya mempelajari topik-topik pada matakuliah
ini yaitu dengan memahami modul ajar Prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif II di SD, mengamati video
yang disajikan dalam
LMS, mengamati dan
menganalisis penjelasan dosen, dan diskusi dengan teman sejawat dalam perkuliahan di kelas, mengerjakan LK dan tabel
yang ada di LMS dengan
menganalisis dan mengevaluasi perangkat pembelajaran dan asesmen yang disusun dengan
pendekatan TaRL dan CRT untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya kemudian mencari alternatif penyelesaian masalahnya.
Memberikan masukan dan saran terhadap perangkat pembelajaran dan asesmen orang lain, serta memperbaiki
perangkat pembelajaran yang
disusun sesuai saran dan masukan dari teman
sejawat dan dosen pengampu MK PPA II. Membuat video simulasi pembelajaran dan melakukan evaluasi
terhadap video yang disusun guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas perangkat pembelajaran dan
asesmen dengan penerapan pendekatan TaRL dan
CRT didalamnya. 3. Apakah
strategi yang diimplementasikan dalam mempelajari topik- topik
tersebut penting bagi saya? Mengapa? Sangat penting, kegiatan menyusun perangkat pembelajaran dan
asesmen dengan menerapkan pendekatan TaRL dan CRT membuat
saya lebih memahami tentang perangkat pembelajaran dan asesmen yang
efektif dan berpihak pada peserta didik. Kegiatan diskusi dan evaluasi terhadap perangkat pembelajaran yang
sudah disusun memberikan pengalaman
belajar yang bermakna sehingga mengetahui kekurangan dan kelebihan pada
perangkat pembelajaran dan asesmen yang telah disusun. Kegiatan evaluasi dan refleksi memberikan informasi yang penting
bagi saya sebagai
bahan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran dan asesmen. Pembuatan |
|
video simulasi pembelajaran memberikan pengalaman mengajar bagi saya
untuk menerapkan pendekatan Teaching at
The Right Level dan Culturally Responsive Teaching dalam
pembelajaran di sekolah dasar
sehingga pada saat PPL II dan
dalam dunia pekerjaan dapat menerapkannya dengan baik dan benar. |
Analisis artefak pembelaj aran |
1. Artefak pelaksanaan perkuliahan MK prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif II di SD dilaksanakan dengan kegiatan presentasi, diskusi kelompok, dan mengerjakan tugas sesuai LMS. Perkuliahan dilaksanakan oleh dosen pengampu yang menyampaikan materi pengajaran dan asesmen II yaitu pendekatan TaRL dan CRT, kemudian dianalisis bersama-sama mahasiswa sebagai bahan dalam membuat perangkat pembelajaran dan asesmen untuk diterapkan pada PPL II dan menjadi guru di sekolah dasar. 2. Artefak materi perkuliahan Berupa modul MK Prinsip pengajaran dan asesmen yang efektif II di SD, powerpoint yang disusun oleh kelompok mahasiswa dengan bimbingan dosen pengampu, modul ajar / perangkat pembelajaran yang menerapkan pendekatan TaRL dan CRT. Materi perkuliahan sangat berguna dalam penyusunan rencana dan pelaksanaan pembelajaran dan asesmen yang efektif dan berpihak pada peserta didik di sekolah dasar. |
Pembelaj aran bermakn a (good
practices ) |
Pembelajaran bermakna yang diperoleh dari mata
kuliah Prinsip Pengajaran dan
Asesmen II di SD yaitu pemahaman
tentang Teaching at The Right Level bahwa kegiatan pembelajaran yang
disusun oleh guru harus
menyesuaikan capaian tingkat kemampuan, kebutuhan peserta didik. untuk mencapai capaian pembelajaran yang
diharapkan, maka kita melakukan segala
upaya kita untuk
melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
Pengajaran sesuai pendekatan Teaching at The Right Level proses intervensi yang harus dilakukan guru dengan memberikan masukan
pembelajaran yang relevan dan spesifik untuk menjembatani perbedaan yang ditemukan pada
peserta didik, sehingga
dengan dilaksanakannya Teaching at The
Right Level pada pembelajaran, peserta didik akan
melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan kemampuannya karena
Teaching at The Right
Level memfokuskan membantu peserta didik dengan
dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta
keterampilan berhitung sesuai dengan tingkat kemampuannya. Pendekatan Teaching
at The Right Level diuraikan menjadi lima tahapan, yaitu: 1) Guru mempersiapkan pembelajaran sesuai dengan
capaian pembelajaran 2) Guru perlu mempersiapkan asesmen
awal yang akan diberikan kepada peserta didik
dengan tujuan untuk
mengetahui |
|
karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta
didik, sehingga guru mengetahui
sampai di mana tahap perkembangan dan capaian belajar peserta didik. 3) Hasil asesmen yang telah didapatkan di awal
dapat digunakan guru dalam menyusun
asesmen formatif sesuai dengan fase capaian belajar
peserta didik di kelasnya. 4) Guru melakukan pembelajaran berdasarkan pada asesmen formatif, pembelajaran disesuaikan
dengan fase capaian belajar mayoritas peserta didik, serta guru memberikan perhatian khusus terhadap peserta
didik yang membutuhkan perlakuan yang berbeda. 5) Asesmen formatif juga dijadikan sebagai
acuan dalam membagi
kelompok menurut capaian
belajar mereka yang mendapatkan pembelajaran dari guru yang sama, dengan demikian setiap peserta didik
dapat belajar sesuai dengan fase capaian belajarnya Pemahaman tentang pendekatan Culturally Responsive Teaching pada mata kuliah ini memberikan gambaran bahwa penekanan pada
budaya peserta didik dan komunitas tidak hanya dijadikan sebagai upaya mendekatkan peserta didik dengan
konteks pembelajarannya, tetapi
diharapkan dapat menjembatani munculnya kesadaran peserta
didik terhadap identitas budayanya. Culturally Responsive Teaching merupakan pedagogi yang menyadari
bahwa melibatkan latar belakang kebudayaan
peserta didik dalam semua aspek pembelajaran merupakan hal yang penting. Penerapan Culturally Responsive Teaching yang digambarkan melalui bagan
alur oleh Rahmawati, (2017) 1) Guru
melakukan apersepsi untuk mengetahui sejauh mana
pengetahuan peserta didik tentang materi
yang akan diajarkan (Identifikasi Diri), 2) Guru membuat
kelompok dengan latar belakang
peserta didik yang berbeda (Identifikasi Diri), 3) Guru menyampaikan materi
pembelajaran yang dikaitkan dengan konteks budaya peserta didik (Pemahaman
Budaya), 4) Guru memberikan contoh aplikasi materi
pembelajaran secara nyata
yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari peserta
didik melalui cerita
(Pemahaman Budaya), 5) Melakukan tanya
jawab untuk mengkonstruksi pengetahuan peserta didik
berdasarkan pengetahuan sebelumnya yang telah dimiliki oleh peserta didik (Kolaborasi), 6) Peserta didik melakukan
diskusi kelompok dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, misalnya dengan menjawab soal dan menuliskannya di papan tulis
(Kolaborasi), 7) Membuat projek kelompok yang berasal
dari tugas yang diberikan oleh guru
(Berpikir Kritis), 8) Mempresentasikan hasil projek di depan kelas berlandaskan latar budaya kelompoknya masing-masing (Konstruksi Transformatif). |
|
Dampak dari pembelajaran bermakna pada mata kuliah
Prinsip Pengajaran dan Asesmen II di
SD memberikan gambaran penerapan pendekatan TaRL dan CRT dalam penyusunan rencana, dan
pelaksanaan pembelajaran dan asesmen di sekolah dasar.
Selain itu, perkuliahan memberikan gambaran cara menciptakan lingkungan kelas yang
aman, nyaman, dan berpihak pada peserta didik sehingga pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung efektif san berpihak pada peserta didik. |