Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Laporan Studi Kasus PPG Prajabatan (UKPPG)

LAPORAN STUDI KASUS PPG PRAJABATAN (UKPPG)

Diajukan Guna Memenuhi Uji Kompetensi Pendidikan Profesi Guru 

(UKPPG)

CONTOH LAPORAN STUDI KASUS PPG PRAJABATAN (UKPPG)


PENERAPAN KONSEP BERDIFERENSIASI PADA PROSES PEMBELAJARAN DALAM RANGKA MEMFASILITASI KEBERAGAMAN


1. Deskripsi Studi Kasus

Dewasa ini pendidikan abad 21 telah banyak berubah, perubahan tersebut lebih ke arah postif yaitu dengan munculnya konsep kurikulum pendidikan paradigma baru. Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan kepada pendidik dalam merancang strategi pembelajaran yang berpusat pada kebutuhan siswa. Salah satu ide perubahan yang muncul dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran berdiferensiasi yang pada praktiknya menekankan pada pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan setiap peserta didik . Namun, pada pelaksanaanya masih banyak guru yang menganggap semua murid sama tanpa melihat keberagaman kemampuannya (Wahyuningsari dkk, 2022). Topik ini penting untuk dijadikan bahan kajian dan rujukan nantinya karena akan menyangkut kemampuan pedagogi seorang guru. Memiliki kemampuan pengetahuan pedagogi bagi seorang guru adalah sebuah kewajiban karena dalam mendidik  tidak  boleh  dilakukan  secara  asal-asalan. Seorang guru harus mampu membuat perangkat pembelajaran, media, strategi, model, metode pebelajaran yang sesuai yang dapat mengakomodir semua kebutuhan peserta didik sesuai dengan asas diferensiasi (Faiz dkk, 2022).


2. Analisis situasi 

Situasi yang terjadi disaat perancangan pembelajaran yakni kurangnya pengetahuan dasar mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan bagaimana menerapkannya dalam proses belajar mengajar di kelas. Pada umumnya guru hanya terfokus untuk mengajar dengan menyampaikan materi saja dan kurang memperhatikan apa yang dibutuhkan setiap peserta didiknya dalam belajar, guru cenderung melakukan pembelajaran secara kesegraman walupun kenyataanya menghadapi karakteristik peserta didik yang berbeda – beda (Naibaho, 2023). Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut ialah guru dapat melakukan profiling peserta didik guna memetakan karakteristik setiap peserta didik yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam membuat perangkat, model, strategi, materi, dan evaluasi pembelajaran. Peran saya dalam membuat dan melaksanakan pemataan kebutuhan peserta didik tersebut terlihat dari ketepatan dalam menyusun pertanyaan maupun pernyataan terkait kebutuhan belajar peserta didik. Lembar profiling tersebut berisikan beberapa indikator yang berkaitan dengan profil belajar peserta didik (Wulandari, 2022). Selain membuat lembar profiling, saya juga melakukan observasi dan wawancara kepada peserta didik dan guru terkait pemetaan kebutuhan belajar guna mendukung data lembar observasi. 

Pihak yang terlibat dalam membuat pemetaan peserta didik ini diantaranya guru pamong (guru kelas) dan saya. Guru kelas berperan sebagai sumber informasi mengenai kondisi peserta didik selama proses pembelajaran. Informasi yang didapat dari guru kelas nantinya akan dijadikan dasar untuk memecahkan masalah oleh saya terkait permasalah yang sedang dihadapi di kelas tersebut. Tantangan dan hambatan yang ditemui seperti: saya sendiri harus mempunyai pemahaman terhadap konsep pemetaan peserta didik, hal apa saja yang harus saya ukur untuk kepentingan pembelajaran, kurang terbukannya peserta didik saat menjawab pertanyaan profiling peserta didik.


3. Alternatif solusi

Dari permasalahan yang ditemui dan perancangan yang telah dilakukan, saya menemukan berberapa alternatif solusi untuk mendukung terlaksananya pembelajaran berfirensiasi saat pembelajaran diantaranya: pertama, mengimplementasikan diferensiasi konten dengan cara memilih media pembelajaran yang dapat mengakomodir gaya belajar siswa sperti gaya belajar visual siswa dengan menampilkan gambar konkret atau gambar melalui power point atau objek nyata, ditambah dengan menampilkan tayangan video pembelajaran yang pada pelaksanaanya dapat menunjang gaya belajar audio visual. Selain itu, guru juga semabari menerangkan materi yang sedang ditayangkan melalui video atau power point dengan tujuan agar peserta didik yang gaya belajarnya audio lebih paham akan materi yang sedang dipelajarinya. Berikut beberapa media (power point, media konkret, video pembelajaran terkait cahaya)

Link:

Kedua, mengimplementasikan diferensiasi proses dengan cara yaitu menggunakan metode atau pendekatan yang dapat menunjang pembelajaran berdiferensiasi proses seperti menggunakan pendekatan TaRL dalam pembelajaran yang nantinya akan dibentuk kelompok belajar yang sesuai dengan kesiapan belajar  (readiness) setiap siswa. Kesiapan belajar merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam pembelajaran berdiferensiasi selain aspek gaya belajar dan minat siswa (Sopiyanti, 2022). Dengan menerapkan kelompok belajar tersebut diharapkan guru dapat memantau aktivitas belajar siswa dan guru juga lebih mudah dalam membimbing proses belajar siswa sesuai dengan tingkat penguasaan materi yang ada, dengan adanya kelompok belajar tersebut pada akhirnya membuat semua siswa mendapat pendampingan secara adil terutama bagi peserta didik yang secara kesiapan belajar kurang akan mendapat bimbingan lebih. Selanjutnya yaitu pemilihan model pembelajaran yang tepat misalnya dengan model pembelajaran PjBL maka dapat mengakomodir kebutuhan belajar siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Tentu tidak selamnaya menggunakan model PjBL guru dapat memilih model yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


4. Evaluasi 

Dari beberapa implementasi yang telah dilakukan terkait dengan konsep diferensiasi seperti pemilihan media pembelajaran, model, pendekatan dalam proses pembelajaran terlihat dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi. Peserta didik belajar sesuai dengan kebutuhan belajarnya dan karakteristik yang dimiliki. Dengan Langkah yang sudah diterapkan juga membantu peserta didik belajar sesuai tingkat kemampuan yang dicapai tanpa harus membedakan waktu dan tempat belajar. Dengan menerapkan media dan model yang beragam juga membuat aktivitas belajar siswa terlihat lebih antusias dalam mengikuti atau menyimak materi yang sedang dipelajari. Ditambah dengan model yang pembelajaran yang dipadukan dengan pendekatan TaRL membuat siswa belajar sesuai tingkatannya. Bagi guru sendiri dengan menerapkan konsep diferensiasi bisa menambah pengalaman belajar guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Bagi satuan Pendidikan hal ini dapat menjadi sebuah bahan refleksi dan evaluasi dalam pengembangan kurikulum yang mana proses pembelajaran berorientasi kepada peserta didik, sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.


Daftar Pustaka

Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran berdiferensiasi dalam program guru penggerak pada modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846-2853.

Naibaho, D. P. (2023). Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi Mampu Meningkatkan Pemahaman Belajar Peserta Didik. Journal of Creative Student Research, 1(2), 81-91.

Sopianti, D. (2022). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas XI di SMAN 5 Garut. KANAYAGAN-Journal of Music Education, 1(1), 1-8.

Wahyuningsari, D., Mujiwati, Y., Hilmiyah, L., Kusumawardani, F., & Sari, I. P. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi Dalam Rangka Mewujudkan Merdeka Belajar. Jurnal Jendela Pendidikan, 2(04), 529-535.

Wulandari, A. S. (2022). Literature Review: Pendekatan Berdiferensiasi Solusi Pembelajaran dalam Keberagaman. Jurnal Pendidikan MIPA, 12(3), 682-689.