Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapakah Raja Majapahit Pemilik Sebutan Paduka Bhatara Sri Rajasanagara?

Siapa Raja Pendiri Kerajaan Majapahit dan Kapan Masa Kejayaannya?

Pendahuluan

Pada era kejayaan Kerajaan Majapahit, terdapat seorang raja yang dikenal dengan sebutan Paduka Bhatara Sri Rajasanagara. Raja ini merupakan salah satu tokoh penting dalam sejarah Majapahit dan memiliki peran yang sangat signifikan dalam memperluas kekuasaan dan pengaruh kerajaan ini di Nusantara. Namun, siapakah sebenarnya Raja Majapahit pemilik gelar Paduka Bhatara Sri Rajasanagara ini?

Raja Hayam Wuruk

Raja Majapahit yang mendapatkan sebutan Paduka Bhatara Sri Rajasanagara adalah Raja Hayam Wuruk. Ia memerintah dari tahun 1350 hingga 1389 Masehi dan dianggap sebagai salah satu raja terbesar dalam sejarah Indonesia. Raja Hayam Wuruk merupakan cucu dari Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.

Raja Paling Terkenal

Hayam Wuruk menjadi raja yang paling terkenal dalam sejarah Majapahit karena berhasil mengembangkan wilayah kekuasaan Majapahit secara besar-besaran. Dalam masa pemerintahannya, Majapahit mencapai puncak kejayaannya dan menjadi kerajaan terbesar di Nusantara pada saat itu. Wilayah kekuasaan Majapahit meliputi sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk pulau Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, dan sebagian Malaysia.

Kerjasama dengan Gajah Mada

Prestasi besar Raja Hayam Wuruk dalam memperluas wilayah Majapahit tidak lepas dari kerjasamanya dengan Gajah Mada, seorang patih atau panglima perang yang sangat berpengaruh. Gajah Mada dikenal karena sumpahnya yang terkenal, yaitu Sumpah Palapa, yang menyatakan bahwa ia akan menguasai seluruh Nusantara. Dalam menjalankan tugasnya, Gajah Mada berhasil merebut beberapa kerajaan dan mengembangkan wilayah kekuasaan Majapahit.

Pusat Pemerintahan Majapahit

Raja Hayam Wuruk memindahkan pusat pemerintahan Majapahit dari Trowulan ke Daha, sebuah kota di Jawa Timur yang sekarang dikenal sebagai Kediri. Langkah ini diambil untuk memperkuat pengaruh Majapahit di daerah-daerah sekitarnya, terutama di Jawa Timur. Pemindahan pusat pemerintahan ini juga dilakukan untuk memperluas jangkauan dagang Majapahit dengan negara-negara tetangga.

Perdamaian dengan China

Selain mengembangkan wilayah kekuasaan di dalam Nusantara, Raja Hayam Wuruk juga menjalin hubungan perdamaian dengan China pada masa pemerintahannya. Hal ini terjadi melalui ekspedisi perdamain yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho. Ekspedisi ini berhasil membuka hubungan dagang antara Majapahit dan China serta memperkuat posisi Majapahit sebagai salah satu kekuatan maritim di kawasan Asia.

Karya Sastra

Tidak hanya berhasil dalam bidang politik dan militer, Raja Hayam Wuruk juga dikenal sebagai seorang patron seni dan sastra. Ia dan patihnya, Gajah Mada, dikaitkan dengan karya sastra terkenal seperti "Negarakertagama" yang ditulis oleh seorang menteri Majapahit bernama Mpu Prapanca. Karya ini menjadi sumber informasi penting tentang kehidupan politik dan sosial di Majapahit pada masa pemerintahan Hayam Wuruk.

Penutup

Raja Hayam Wuruk, pemilik sebutan Paduka Bhatara Sri Rajasanagara, merupakan raja Majapahit yang sangat berjasa dalam memperluas wilayah kekuasaan dan pengaruh Majapahit di Nusantara. Ia berhasil menjadikan Majapahit sebagai kerajaan terbesar di kawasan ini pada masanya. Selain itu, Raja Hayam Wuruk juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang mendukung seni dan sastra, serta menjalin hubungan perdamaian dengan China. Keberhasilan-keberhasilan tersebut menjadikan Raja Hayam Wuruk sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia.

Verification: abec7d942cfb287d