Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)

Asesmen Kecukupan Minimum

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika-numerasi. Baik pada literasi membaca maupun literasi matematika-numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh peserta didik menggunakan kompetensi literasi membaca dan literasi matematika-numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekadar penguasaan konten.

Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi dan mengetahui capaian peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan. AKM untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Soal AKM diharapkan tidak hanya mengukur topik atau konten tertentu, tetapi berbagai konten, tingkat kognitif, dan konteks. Konten pada literasi membaca menunjukkan jenis teks yang digunakan, dalam hal ini dibedakan dalam dua kelompok, yaitu teks informasi dan teks fiksi.

Tingkat kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat menyelesaikan masalah atau soal. Proses kognitif pada literasi membaca dan literasi matematika-numerasi dibedakan menjadi tiga level. Pada literasi membaca, level tersebut adalah menemukan informasi, interpretasi dan integrasi, serta evaluasi dan refleksi. Pada literasi matematika-numerasi, ketiga level tersebut adalah knowing (pengetahuan dan pemahaman), applying (penerapan), dan reasoning (penalaran). Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial budaya, dan saintifik.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) ini menilai tiga komponen yaitu literasi (nalar dan bahasa), numerasi (matematika), dan karakter. Penilaiannya mengacu pada standar internasional, seperti Programme for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Dengan demikian, sasaran literasi dalam AKM ini tidak sekadar kemelekhurufan. Literasi yang dimaksud mencakup kemampuan menganalisis isi bacaan beserta memahami konsep dibalik bacaan tersebut. Untuk kemampuan numerasi, yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi kemampuan peserta didik menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan kekuatan penalaran. Khusus untuk Survei Karakter, penilaian dilakukan untuk mengeksplorasi sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila oleh peserta didik di dalam proses pembelajaran dan kehidupan nyata (Cahyana, A. , 2019).

Berbagai pihak mulai gencar memperkenalkan dan mendesain teknis pelaksanaan AKM. Pihak sekolah pun diminta untuk menyelenggarakan pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Peserta didik mulai diperkenalkan dengan beragam teks (multiteks). Pembelajaran di sekolah baik secara proses maupun evaluasi mengarah kepada kebijakan AKM. Fokus utama AKM adalah kompetensi literasi dan numerasi sebagai kompetensi dasar yang akan diukur. Selama ini, UNBK dinilai cenderung menguji penguasaan konten bukan kompetensi pembelajaran. peserta didik lebih banyak menghafal materi pembelajaran daripada penalaran materi pembelajaran. Akibatnya, pengalaman peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi (HOTS) masih kurang. Oleh karena itu, diperlukan alat lain yang lebih optimal untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional (Cahyana, A., 2020).

AKM dirancang untuk memberi dorongan lebih kuat ke arah pembelajaran yang inovatif dan berorientasi pada pengembangan penalaran, bukan hafalan. Sementara itu, survei karakter dilakukan untuk mengetahui penerapan asas-asas Pancasila oleh peserta didik. AKM ini dilaksanakan pada pertengahan jenjang akademik sehingga hasil asesmen dapat dimanfaatkan sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik agar tuntas belajar. Selain itu, sekolah juga memiliki waktu yang memadai untuk memperbaiki kualitas pembelajaran. Perlu diingat kembali bahwa AKM berfungsi untuk memetakan dan memperbaiki mutu pendidikan secara nasional. Setelah menggaungkan program AKM selama kurang lebih satu tahun, pemerintah kemudian resmi melaksanakan Asesmen Nasional (AN) pada September – Oktober tahun 2021. Asesmen Nasional (AN) terdiri atas tiga unsur asesmen yaitu AKM (literasi dan numerasi), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Dengan kata lain, AN ini menjadi payung pelaksanaan AKM yang direncanakan sejak tahun 2019.

Kebijakan yang berkelanjutan ini tentu memaksa guru untuk cepat beradaptasi dan terus berinovasi. Tidak ada yang langsung siap ketika rentetan kebijakan ini dijalankan. Pro dan kontra muncul seiring perencanaan dan pelaksanaan program ini. Namun, guru sebagai garda terdepan pendidikan telah sigap menyikapinya meski dengan cara yang berbeda-beda. Guru mulai membongkar konsep AN, mempelajari tipe-tipe pembelajaran dan soal yang diinginkan, dan mendesain pembelajaran berbasis literasi dan numerasi. Hal ini membuktikan bahwa guru sepakat dengan pelaksanaan AN yang menitikberatkan pada pembudayaan literasi di masyarakat sejak dini.

Bentuk Soal AKM

Bentuk soal AKM bervariasi, yaitu :
1. Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal dengan beberapa pilihan jawaban. Peserta didik diminta menjawab soal dengan memilih satu jawaban benar dari beberapa pilihan jawaban yang disediakan. Jumlah pilihan jawaban disesuaikan dengan jenjangnya.
2. Pilihan Ganda Kompleks
Soal pilihan ganda kompleks terdiri atas pokok soal dan beberapa pernyataan yang harus dipilih atau direspons. Pernyataan-pernyataan atau pilihan-pilihan jawaban harus merupakan satu kesatuan konsep/rincian kompetensi. Ada dua model soal pilihan ganda kompleks yang digunakan dalam AKM yaitu :

  1. Peserta didik memilih pada kotak atau kolom yang disediakan di depan setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal.
  2. Peserta didik memilih pada kolom Ya/Tidak, Benar/Salah, atau kategori lain di belakang setiap pernyataan yang sesuai dengan permasalahan pada pokok soal.

3. Menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan mengukur kemampuan peserta didik dalam mencocokkan dan menghubungkan antara dua pernyataan yang disediakan. Soal ini terdiri atas dua lajur. Lajur pertama (sebelah kiri) berupa pokok soal dan lajur kedua (sebelah kanan) berupa jawaban.
4. Isian atau Jawaban Singkat
Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut peserta didik untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa kata, frasa, angka, atau simbol. Perbedaannya adalah soal isian disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara itu soal jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.
5. Uraian
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam bentuk uraian tertulis. Pada soal uraian disediakan pedoman penskoran yang merupakan acuan dalam pemberian skor. Jawaban peserta didik akan dinilai berdasarkan kompleksitas jawaban.

Pemberian Skor Soal AKM

Pemberian skor soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, dan isian/uraian singkat dilakukan secara objektif. Sementara itu, untuk soal uraian, penilaian dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada pedoman penskoran. Pedoman penskoran dibuat oleh penulis soal ketika menulis soal.
Tentang AKM dapat dibaca selanjutnya melalui tautan : https://hasilun.pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/file_akm2_202101_1.pdf

Setelah mempelajari konsep asesmen literasi dan kaitannya dengan AKM, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

  1. Bentuk penilaian mana yang sering Anda gunakan?
  2. Mengapa memilih bentuk tersebut?
  3. Apakah penilaian yang Anda susun sudah mengacu pada AKM?
Verification: abec7d942cfb287d