Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Istidraj?

Apa Itu Istidraj?

Istidraj adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Arab yang berarti "menyesatkan" atau "membuat terlena". Secara terminologi, istilah ini sering digunakan dalam konteks agama untuk menggambarkan kondisi ketika seseorang dibiarkan terus menerus melakukan kesalahan dan dosa tanpa diberikan hidayah untuk bertaubat.

Istidraj dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, status sosial, atau tingkat keimanan seseorang. Namun, mereka yang memiliki sifat sombong, angkuh, dan merasa lebih unggul dari orang lain sangat rentan mengalami istidraj. Hal ini disebabkan karena mereka merasa tidak membutuhkan pertolongan Allah dan menganggap bahwa mereka mampu mengatasi segala masalah dengan kekuatan sendiri.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-A'raf ayat 186:

وَلَوْ بَسَطَ اللَّهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي الْأَرْضِ وَلَكِن يُنَزِّلُهُ بِقَدَرٍ مَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيرٌ بَصِيرٌ

Artinya: "Dan gdyby Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya, tentulah mereka akan berlaku zalim di muka bumi. Akan tetapi Allah menurunkan rezeki itu dengan kadar yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya dan Maha Melihat."

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak akan memberikan rezeki yang berlebihan kepada hamba-Nya karena hal tersebut dapat menyebabkan mereka menjadi sombong dan lalai. Sebaliknya, Allah SWT akan memberikan rezeki kepada hamba-Nya dengan kadar yang cukup, sehingga mereka selalu mengingat dan bersyukur kepada-Nya.

apa itu istidraj

Istidraj merupakan kondisi ketika seseorang dibiarkan terus menerus melakukan dosa tanpa diberi hidayah untuk bertaubat.

  • Menyesatkan dan membuat terlena
  • Dibiarkan terus menerus berbuat dosa
  • Tanpa diberi hidayah untuk bertaubat
  • Disebabkan oleh kesombongan dan keangkuhan
  • Berakhir pada kebinasaan

Istidraj merupakan ujian dari Allah SWT untuk melihat sejauh mana kesungguhan hamba-Nya dalam beribadah dan bertaubat. Jika seseorang terlena dengan istidraj, maka ia akan semakin jauh dari jalan yang benar dan pada akhirnya akan binasa.

Menyesatkan dan membuat terlena

Istidraj dapat menyesatkan dan membuat terlena seseorang dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan memberikan kenikmatan dunia yang berlebihan. Ketika seseorang diberikan kenikmatan yang berlimpah, ia akan merasa senang dan puas dengan kehidupan dunianya. Ia akan lupa kepada Allah SWT dan melupakan tujuan hidupnya yang sebenarnya, yaitu untuk beribadah kepada-Nya.

Selain itu, istidraj juga dapat menyesatkan dan membuat terlena seseorang dengan cara membiarkannya terus menerus berbuat dosa tanpa memberikan hidayah untuk bertaubat. Ketika seseorang terbiasa melakukan dosa, ia akan merasa bahwa dosa tersebut adalah hal yang biasa dan tidak perlu disesali. Ia akan semakin jauh dari jalan yang benar dan pada akhirnya akan binasa.

Istidraj juga dapat menyesatkan dan membuat terlena seseorang dengan cara membuatnya merasa sombong dan angkuh. Ketika seseorang merasa sombong dan angkuh, ia akan merasa bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain. Ia akan meremehkan perintah Allah SWT dan menganggap bahwa ia tidak membutuhkan pertolongan-Nya. Kesombongan dan keangkuhan inilah yang akan menjerumuskan seseorang ke dalam jurang kebinasaan.

Oleh karena itu, kita harus selalu waspada terhadap istidraj. Jangan sampai kita terlena dengan kenikmatan dunia yang berlebihan, terus menerus berbuat dosa tanpa bertaubat, dan merasa sombong dan angkuh. Jika kita merasa memiliki salah satu dari tanda-tanda tersebut, maka kita harus segera bertaubat kepada Allah SWT dan memohon ampunan-Nya.

Istidraj merupakan ujian dari Allah SWT untuk melihat sejauh mana kesungguhan hamba-Nya dalam beribadah dan bertaubat. Jika seseorang terlena dengan istidraj, maka ia akan semakin jauh dari jalan yang benar dan pada akhirnya akan binasa. Sebaliknya, jika seseorang mampu mengatasi istidraj dengan cara bertaubat dan kembali ke jalan yang benar, maka ia akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.

Dibiarkan terus menerus berbuat dosa

Istidraj dapat menyebabkan seseorang dibiarkan terus menerus berbuat dosa tanpa diberi hidayah untuk bertaubat. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:

  • Kesombongan dan keangkuhan

    Orang yang sombong dan angkuh merasa bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain. Mereka meremehkan perintah Allah SWT dan menganggap bahwa mereka tidak membutuhkan pertolongan-Nya. Kesombongan dan keangkuhan inilah yang akan membuat seseorang terjerumus ke dalam jurang dosa dan maksiat.

  • Ketaatan kepada hawa nafsu

    Hawa nafsu adalah dorongan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan, meskipun hal tersebut bertentangan dengan perintah Allah SWT. Ketika seseorang menuruti hawa nafsunya, maka ia akan semakin jauh dari jalan yang benar dan pada akhirnya akan terjerumus ke dalam dosa.

  • Kurangnya ilmu agama

    Orang yang kurang ilmu agama tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk menurut ajaran Islam. Mereka mudah terjerumus ke dalam dosa karena tidak mengetahui hukum-hukum agama yang seharusnya mereka patuhi.

  • Lingkungan yang buruk

    Lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan dosa. Misalnya, jika seseorang tinggal di lingkungan yang banyak melakukan maksiat, maka ia akan lebih mudah terjerumus ke dalam dosa tersebut.

Jika seseorang terus menerus berbuat dosa tanpa bertaubat, maka ia akan semakin jauh dari jalan yang benar dan pada akhirnya akan binasa. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menghindari dosa dan bertaubat jika kita telah melakukan dosa.

Tanpa diberi hidayah untuk bertaubat

Istidraj dapat menyebabkan seseorang tidak diberi hidayah untuk bertaubat. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:

  • Kesombongan dan keangkuhan

    Orang yang sombong dan angkuh merasa bahwa dirinya lebih baik daripada orang lain. Mereka meremehkan perintah Allah SWT dan menganggap bahwa mereka tidak membutuhkan ampunan-Nya. Kesombongan dan keangkuhan inilah yang akan membuat seseorang tidak diberi hidayah untuk bertaubat.

  • Ketaatan kepada hawa nafsu

    Hawa nafsu adalah dorongan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan, meskipun hal tersebut bertentangan dengan perintah Allah SWT. Ketika seseorang menuruti hawa nafsunya, maka ia akan semakin jauh dari jalan yang benar dan pada akhirnya akan terjerumus ke dalam dosa. Semakin banyak dosa yang dilakukan, maka semakin sulit bagi seseorang untuk bertaubat.

  • Kurangnya ilmu agama

    Orang yang kurang ilmu agama tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk menurut ajaran Islam. Mereka mudah terjerumus ke dalam dosa karena tidak mengetahui hukum-hukum agama yang seharusnya mereka patuhi. Ketika seseorang tidak mengetahui hukum-hukum agama, maka ia tidak akan merasa bersalah ketika melakukan dosa. Akibatnya, ia tidak akan bertaubat dan semakin terjerumus ke dalam kesesatan.

  • Lingkungan yang buruk

    Lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan dosa. Misalnya, jika seseorang tinggal di lingkungan yang banyak melakukan maksiat, maka ia akan lebih mudah terjerumus ke dalam dosa tersebut. Selain itu, jika seseorang bergaul dengan orang-orang yang tidak baik, maka ia akan lebih mudah terpengaruh oleh perilaku mereka yang buruk.

Jika seseorang tidak diberi hidayah untuk bertaubat, maka ia akan semakin jauh dari jalan yang benar dan pada akhirnya akan binasa. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menghindari dosa dan bertaubat jika kita telah melakukan dosa. Kita juga harus berdoa kepada Allah SWT agar diberi hidayah untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

Disebabkan oleh kesombongan dan keangkuhan

Istidraj dapat disebabkan oleh kesombongan dan keangkuhan. Kesombongan adalah sifat merasa lebih baik dari orang lain, sedangkan keangkuhan adalah sifat merasa paling benar dan tidak mau menerima pendapat orang lain.

  • Merasa lebih baik dari orang lain

    Orang yang sombong merasa bahwa dirinya lebih baik dari orang lain. Mereka merasa lebih pintar, lebih kaya, lebih cantik, atau lebih berkuasa daripada orang lain. Kesombongan ini dapat membuat seseorang meremehkan perintah Allah SWT dan menganggap bahwa mereka tidak membutuhkan pertolongan-Nya. Akibatnya, mereka mudah terjerumus ke dalam istidraj.

  • Tidak mau menerima pendapat orang lain

    Orang yang angkuh tidak mau menerima pendapat orang lain. Mereka merasa bahwa pendapat merekalah yang paling benar dan tidak ada pendapat lain yang lebih baik. Keangkuhan ini dapat membuat seseorang menutup diri dari kebenaran dan tidak mau mengakui kesalahan. Akibatnya, mereka semakin terjerumus ke dalam kesesatan.

  • Merasa tidak membutuhkan pertolongan Allah SWT

    Orang yang sombong dan angkuh merasa bahwa mereka tidak membutuhkan pertolongan Allah SWT. Mereka merasa bahwa mereka mampu mengatasi segala masalah dengan kekuatan sendiri. Kesombongan dan keangkuhan ini dapat membuat seseorang terjerumus ke dalam istidraj. Allah SWT akan membiarkan mereka terus menerus berbuat dosa tanpa diberi hidayah untuk bertaubat.

  • Merasa paling benar sendiri

    Orang yang sombong dan angkuh merasa bahwa mereka paling benar sendiri. Mereka tidak mau mendengarkan nasihat dari orang lain dan selalu merasa bahwa pendapat merekalah yang paling benar. Kesombongan dan keangkuhan ini dapat membuat seseorang mudah terjerumus ke dalam kesesatan dan kesombongan

Kesombongan dan keangkuhan adalah sifat-sifat yang sangat berbahaya. Sifat-sifat ini dapat membuat seseorang terjerumus ke dalam istidraj dan pada akhirnya binasa. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menghindari kesombongan dan keangkuhan. Kita harus selalu bersikap rendah hati dan mau menerima pendapat orang lain. Kita juga harus selalu memohon kepada Allah SWT agar diberi hidayah dan dijauhkan dari sifat-sifat yang tercela.

Berakhir pada kebinasaan

Istidraj dapat berakhir pada kebinasaan. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, di antaranya:

  • Semakin jauh dari jalan yang benar

    Istidraj dapat membuat seseorang semakin jauh dari jalan yang benar. Ketika seseorang terlena dengan kenikmatan dunia yang berlebihan, terus menerus berbuat dosa tanpa bertaubat, dan merasa sombong dan angkuh, maka ia akan semakin jauh dari jalan yang benar. Semakin jauh seseorang dari jalan yang benar, maka semakin besar kemungkinan ia untuk binasa.

  • Tidak diberi hidayah untuk bertaubat

    Salah satu ciri istidraj adalah seseorang tidak diberi hidayah untuk bertaubat. Ketika seseorang tidak diberi hidayah untuk bertaubat, maka ia akan terus menerus berbuat dosa tanpa merasa bersalah. Semakin banyak dosa yang dilakukan, maka semakin sulit bagi seseorang untuk bertaubat. Pada akhirnya, ia akan binasa karena dosa-dosanya.

  • Dihukum oleh Allah SWT

    Ketika seseorang terus menerus berbuat dosa tanpa bertaubat, maka ia akan dihukum oleh Allah SWT. Hukuman Allah SWT dapat berupa azab di dunia maupun azab di akhirat. Azab di dunia dapat berupa bencana alam, kecelakaan, atau penyakit. Sedangkan azab di akhirat dapat berupa siksa neraka yang sangat pedih.

  • Ditinggalkan oleh Allah SWT

    Istidraj dapat membuat seseorang ditinggalkan oleh Allah SWT. Ketika seseorang ditinggalkan oleh Allah SWT, maka ia akan kehilangan perlindungan dan pertolongan-Nya. Ia akan menjadi lemah dan mudah terjerumus ke dalam kesesatan. Pada akhirnya, ia akan binasa karena tidak memiliki pegangan hidup yang kuat.

Istidraj adalah ujian yang sangat berat dari Allah SWT. Jika seseorang tidak mampu mengatasi istidraj, maka ia akan binasa. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha untuk menghindari istidraj. Kita harus selalu berhati-hati agar tidak terlena dengan kenikmatan dunia yang berlebihan, terus menerus berbuat dosa tanpa bertaubat, dan merasa sombong dan angkuh. Kita juga harus selalu berdoa kepada Allah SWT agar diberi hidayah dan dijauhkan dari istidraj.

Verification: abec7d942cfb287d