Tata Cara Sholat Ghaib Muhammadiyah
Pendahuluan
Sholat ghaib merupakan salah satu bentuk ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Sholat ini dilakukan tanpa jenazah yang ada di hadapan kita, sehingga sering disebut juga dengan sholat ghaib. Berbeda dengan sholat jenazah yang dilakukan ketika jenazah masih ada di hadapan kita, sholat ghaib dilakukan ketika jenazah sudah tidak ada.
Sejarah Sholat Ghaib
Sholat ghaib merupakan tradisi yang telah dilakukan oleh umat Muslim sejak zaman Rasulullah Muhammad SAW. Rasulullah pernah melakukan sholat ghaib untuk mendoakan sahabatnya yang telah meninggal dunia. Tradisi ini kemudian diwariskan oleh para sahabat dan terus dilakukan hingga saat ini. Dalam Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam di Indonesia, sholat ghaib juga menjadi bagian dari praktik keagamaan yang dilakukan oleh umatnya.
Tata Cara Sholat Ghaib Muhammadiyah
Sholat ghaib dalam Muhammadiyah mengikuti tata cara yang telah ditetapkan oleh organisasi ini. Berikut adalah tata cara sholat ghaib Muhammadiyah:
1. Niat
Sebelum memulai sholat ghaib, seorang Muslim harus berniat untuk melaksanakan sholat ini dengan niatan mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Niat ini harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas.
2. Berdiri
Setelah niat, seorang Muslim harus berdiri tegak menghadap kiblat. Sikap tubuh harus rapi dan khusyuk.
3. Takbiratul Ihram
Setelah berdiri, seorang Muslim mengucapkan takbiratul ihram untuk memulai sholat. Takbiratul ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan mengucapkan "Allahu Akbar".
4. Membaca Al-Fatihah
Setelah takbiratul ihram, seorang Muslim membaca surat Al-Fatihah sebanyak satu kali. Bacaan ini merupakan bacaan wajib dalam sholat ghaib.
5. Membaca Doa
Setelah membaca Al-Fatihah, seorang Muslim membaca doa khusus untuk orang yang akan didoakan. Doa ini dapat berupa doa umum atau doa khusus sesuai dengan keinginan.
6. Rukuk
Setelah membaca doa, seorang Muslim melakukan rukuk dengan meletakkan kedua tangan di lutut dan membungkukkan badan hingga sejajar dengan paha. Posisi ini dijaga beberapa saat dengan khusyuk.
7. I'tidal
Setelah rukuk, seorang Muslim kembali berdiri tegak dengan tangan di sisi sambil membaca "Sami'allahu liman hamidah, Rabbana wa lakal hamd". Posisi ini dijaga beberapa saat dengan khusyuk.
8. Sujud
Setelah i'tidal, seorang Muslim melakukan sujud dengan meletakkan dahi, hidung, kedua tangan, lutut, dan ujung kaki di lantai. Posisi ini dijaga beberapa saat dengan khusyuk.
9. Duduk Antara Dua Sujud
Setelah sujud, seorang Muslim duduk sejenak dengan posisi lutut menempel di lantai dan tangan di atas paha. Posisi ini dijaga beberapa saat dengan khusyuk.
10. Tasyahud Akhir dan Salam
Setelah duduk antara dua sujud, seorang Muslim membaca tasyahud akhir dan mengucapkan salam ke kanan dan kiri. Dengan demikian, sholat ghaib selesai dilakukan.
Kesimpulan
Sholat ghaib merupakan salah satu ibadah yang dilakukan oleh umat Muslim untuk mendoakan orang yang telah meninggal dunia. Dalam Muhammadiyah, sholat ghaib menjadi bagian dari praktik keagamaan yang dilakukan oleh umatnya. Tata cara sholat ghaib Muhammadiyah harus dilakukan dengan niat, berdiri, takbiratul ihram, membaca Al-Fatihah, membaca doa, rukuk, i'tidal, sujud, duduk antara dua sujud, dan tasyahud akhir dan salam. Dengan mengikuti tata cara ini, umat Muhammadiyah dapat melaksanakan sholat ghaib dengan khusyuk dan penuh keikhlasan. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tata cara sholat ghaib Muhammadiyah.