Hukum Asortasi Mendel: Menjelaskan Pewarisan Sifat Pada Tumbuhan Dan
Hewan
Apa itu Hukum Asortasi Mendel?
Hukum asortasi mendel adalah hukum pewarisan sifat yang ditemukan oleh seorang ahli genetika Austria, Gregor Johann Mendel. Hukum ini menjelaskan bagaimana sifat-sifat yang diwariskan dari orangtua ke anak dapat diprediksi dan dihitung kemungkinannya. Hukum asortasi mendel terutama berlaku pada tumbuhan dan hewan, namun konsep ini juga berlaku pada manusia. Hukum asortasi mendel didasarkan pada dua prinsip penting dalam genetika yaitu prinsip segregasi dan prinsip assortasi bebas. Prinsip segregasi menjelaskan bagaimana alel (varian gen) yang berpasangan pada suatu lokus (lokasi gen) di dalam kromosom akan terpisah saat pembentukan sel reproduksi. Sedangkan prinsip assortasi bebas menjelaskan bagaimana alel-alel pada dua lokus yang berbeda akan memisah secara acak saat pembentukan sel reproduksi.
Bagaimana Hukum Asortasi Mendel Bekerja?
Hukum asortasi mendel bekerja dengan cara memprediksi kemungkinan terjadinya kombinasi alel-alel pada keturunan dari dua orangtua. Misalnya, jika kita ingin memprediksi kemungkinan warna bunga yang dihasilkan dari persilangan antara tanaman dengan alel merah dan tanaman dengan alel putih, maka kita dapat menggunakan hukum asortasi mendel. Menurut hukum asortasi mendel, ketika dua alel yang berbeda (contohnya alel merah dan alel putih) dipertemukan, maka alel yang dominan akan muncul pada keturunan. Dalam contoh ini, alel merah adalah alel yang dominan, sehingga keturunan akan memiliki warna bunga merah. Namun, jika kedua orangtua memiliki alel yang sama (contohnya alel merah dan alel merah), maka keturunan akan memiliki alel yang sama pula (alel merah).
Contoh Penerapan Hukum Asortasi Mendel
Salah satu contoh penerapan hukum asortasi mendel adalah pada persilangan antara dua tanaman kacang polong. Tanaman pertama memiliki alel merah pada lokus A dan alel bulat pada lokus B, sedangkan tanaman kedua memiliki alel putih pada lokus A dan alel keriput pada lokus B. Menurut hukum asortasi mendel, kemungkinan kombinasi alel pada keturunan adalah sebagai berikut: - 25% keturunan memiliki alel merah pada lokus A dan alel bulat pada lokus B - 25% keturunan memiliki alel putih pada lokus A dan alel keriput pada lokus B - 25% keturunan memiliki alel merah pada lokus A dan alel keriput pada lokus B - 25% keturunan memiliki alel putih pada lokus A dan alel bulat pada lokus B Dalam persilangan ini, keturunan yang muncul memiliki kombinasi alel yang berbeda-beda, sehingga dapat menghasilkan variasi fenotipik yang berbeda pula.
Keuntungan Penggunaan Hukum Asortasi Mendel
Penggunaan hukum asortasi mendel memiliki banyak keuntungan, terutama dalam bidang pertanian dan peternakan. Dengan menggunakan hukum asortasi mendel, para petani dan peternak dapat memprediksi sifat-sifat keturunan dari hewan atau tanaman yang akan mereka kembangkan. Misalnya, para peternak sapi dapat memilih sapi yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan, seperti sapi yang memiliki susu banyak atau sapi yang memiliki daging yang berkualitas tinggi. Dengan menggunakan hukum asortasi mendel, para peternak dapat memilih sapi dengan alel yang sesuai untuk dijadikan induk, sehingga keturunan sapi yang dihasilkan memiliki sifat-sifat yang diinginkan.
Cara Menghitung Kemungkinan Keturunan dengan Hukum Asortasi Mendel
Untuk menghitung kemungkinan kombinasi alel pada keturunan dengan menggunakan hukum asortasi mendel, kita dapat mengikuti beberapa langkah sederhana berikut: 1. Tentukan alel pada masing-masing lokus dari kedua orangtua. Misalnya, pada lokus A, kedua orangtua memiliki alel merah dan putih. 2. Buat diagram persegi panjang (Punnett square) untuk masing-masing lokus. Misalnya, untuk lokus A, buat diagram persegi panjang dengan alel merah pada sisi horizontal dan alel putih pada sisi vertikal. 3. Masukkan alel pada masing-masing lokus ke dalam diagram persegi panjang sesuai dengan posisinya. Misalnya, alel merah pada orangtua pertama dimasukkan ke dalam sisi horizontal dan alel putih pada orangtua kedua dimasukkan ke dalam sisi vertikal. 4. Hitung kemungkinan kombinasi alel pada keturunan dengan mengalikan probabilitas masing-masing lokus. Misalnya, probabilitas keturunan memiliki alel merah pada lokus A adalah 1/2, sedangkan probabilitas keturunan memiliki alel putih pada lokus A juga 1/2. Oleh karena itu, kemungkinan kombinasi alel pada keturunan adalah 1/2 x 1/2 = 1/4 atau 25%.
Kesimpulan
Hukum asortasi mendel adalah hukum pewarisan sifat yang ditemukan oleh Gregor Johann Mendel. Hukum ini menjelaskan bagaimana sifat-sifat yang diwariskan dari orangtua ke anak dapat diprediksi dan dihitung kemungkinannya. Hukum asortasi mendel terutama berlaku pada tumbuhan dan hewan, namun konsep ini juga berlaku pada manusia. Dengan menggunakan hukum asortasi mendel, para petani dan peternak dapat memprediksi sifat-sifat keturunan dari hewan atau tanaman yang akan mereka kembangkan. Selain itu, hukum asortasi mendel juga dapat digunakan untuk menghitung kemungkinan kombinasi alel pada keturunan dengan cara membuat diagram persegi panjang dan mengalikan probabilitas masing-masing lokus. Dengan begitu, kita dapat memprediksi sifat-sifat keturunan dengan lebih akurat dan efisien.