Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Modul PPG - Kurikulum Pendidikan Di Indonesia

 

1.    Uraian materi

a.    Konsep Dasar Kurikulum

Saudara mahasiswa, bagi seorang guru yang berkecimpung dalam dunia pendidikan istilah kurikulum bukanlahsesuatu yang asing bukan? Namun demikian, mungkindiantara Anda masih ada yang lupa atau bahkan belum memahami makna yang sesungguhnya dengan istilah kurikulum. Banyak orang yang beranggapan bahwa kurikulum hanya berkaitan dengan daftar mata pelajaran, bahanajar atau buku-bukupelajaran yang harus dimiliki oleh peserta didik, sehingga perubahan kurikulum identic denganperubahan buku pelajaran. Benarkah demikian? Apakah kurikulum hanya berkaitan dengan buku pelajaran? Apakah aktivitas peserta didik dalam mempelajari bahan ajar tidak termasuk kurikulum? Persoalan kurikulum bukan hanya persoalan buku ajar atau daftar mata pelajaran saja akan tetapi masih banyak persoalan lainnya yang terkait dengan hal tersebut. Berikut akan Anda pelajari terkait konsep dasar kurikulum.

Istilahkurikulum digunakan pertamakalinya pada dunia olahraga pada zaman Yunani kuno yaitu curere yang artinyaadalah lintasan, atau jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Lintasan tersebut terbentang mulai dari start sampai denganfinish. Istilah tersebut digunakandalam bidang pendidikan yang di asumsikan sebagai sebagai serangkaian mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didikmulai dari awal sampai dengan mengakhiri program pendidikan.

Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. namun demikian,dalam penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaannya. Kesamaaan tersebut adalah, bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dari beberapakonsep, pada dasarnyakurikulum dianggap sebagaimata pelajaran, pengalaman belajardan sebagai perencanaan program pembelajaran. Ketigakonsep tersebut diraukan sebagai berikut :


 

 

1)    Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran

Saudara mahasiswa, konsep kurikulum sebagai serangkaian daftar mata pelajaran merupakankonsep yang paling dikenal oleh masyarakat umum. Pengertian kurikulum sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik, merupakan konsepkurikulum yang sampaisaat ini mewarnaiteori-teori dan praktik pendidikan. Contohnya saja, apabila Anda pergi ke suatu sekolah kemudian Anda menanyakan tentang kurikulum yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut,maka pimpinan sekolahakan menyodorkan daftarberbagai mata pelajaran yang harus ditempuh oleh setiap peserta didik.

Konsep kurikulum sebagai daftar mata pelajaran biasanya erat kaitannya dengan usaha untuk memperoleh ijazah (Saylor;1981). Artinya, apabila peserta didik berhasil mendapatkan ijazah berarti telah menguasai serangkaian mata pelajaran sesuai dengan kurikulumyang berlaku. Dengan demikian,dalam pandangan ini kurikulum berorientasi kepada isi atau mata pelajaran (content oriented). Prosespembelajaran di sekolahyang menggunakan konsepkurikulum demikian penguasaan isi merupakan sasaranakhir dari proses pendidikan.

Kurikulum sebagai mata pelajaran yang harus dikuasai peserta didik, dalam proses perencanaannya harus memiliki beberapa ketentuan. Perencanaan kurikulum biasanyamenggunakan judgment ahli bidang studi dengan mempertimbangkan factor social dan factor pendidikan. Dalam menentukan dan menyeleksi kurikulum perlu memperhitungkan tingkat kesulitan, minat peserta didik dan urutan bahan. Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan kepada penggunaan metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menguasai materi pembelajaran. Pandangan yang menganggapkurikulum sebagai mata pelajaran merupakanpandangan yang dianggaptradisional, walaupun sebenarnya pandangan ini masih banyak dianut dan mewarnaikurikulum yang berlaku di Indonesia.

 

2)    Kurikulum sebagai pengalaman belajarsiswa

Saudara mahasiswa, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan munculnya berbagaimacam kebutuhan dan tuntutan kehidupan


 

 

mengakibatkan beban sekolah semakin berat dan komplek. Sekolah tidak saja dituntut untuk membekali berbagai macam ilmu pengetahuan yang sangat cepat berkembang, akan tetapi juga dituntut untuk dapat mengembangkan minat dan bakat,pembentukan karakterbahkan dituntut agar peserta didik dapat menguasaiberbagai macam keterampilan yang dibutuhkan di era yang akan datang.Tuntutan baru tersebut mengakibatkan pergeseran terhadap makna kurikulum. kurikulum tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran akan tetapi dianggap sebagai pengelaman belajar peserta didik. Kurikulum adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah dimana kegiatan tersebut berada dalam tanggung jawab sekolah. Kegiatan yang dimaksud tidak hanya kegiatan intra ataupun ekstra kurikuler tetapi juga mencakup kegiatan peserta didik yang dilakukan di bawah tanggung jawab dan bimbingan guru. Misalnya penugasanproyek Sains yang dikerjakan di rumah, penugasanwawancara dan observasi, kunjungan museum dan kebun binatangitu merupakan bagiandari kurikulum dalamrangka mencapai tujuanpendidikan.

Pergeseran pemaknaan kurikulum dari sejumlah mata pelajaran kepada pengalaman, selain disebabkan meluasnya fungsi dan tanggung jawab sekolah juga dipengaruhi oleh penemuan-penemuan dan pandangan baru dalam bidang psikologi belajar. Pandangan baru tersebut menganggap bahwa belajar bukan hanya mengumpulkan sejumlahpengetahuan, akan tetapi proses perubahantingkah laku. Peserta didik dianggap telah belajar manakala telah memiliki perubahan perilaku. Tentu saja perubahan perilaku akan terjadi manakala siswa memiliki pengalaman belajar. Oleh sebab itu dalam proses belajar pengalaman dianggap lebih penting dari pada menumpuksejumlah pengetahuan.

 

3)    Kurikulum sebagai rencanaatau program belajar

Saudaramahasiswa, konsep kurikulumsebagai suatu programatau rencana pembelajaran nampaknya diikuti oleh para ahli kurikulum dewasa ini termasuk di Indonesia. Para ahli menyatakan bahwa kurikulum pada dasarnya adalah suatu perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkansekolah.


 

 

Sebagai suatu rencana, kurikulum bukan hanya berisi tentang program kegiatan akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Kurikulum sebagai suatu rencana nampaknya sejalan dengan dengan rumusan kurikulum menurut Undang-undang pendidikan Indonesia yang dijadikan sebagaiacuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Isi dan bahan pelajaran yang dimaksud adalah susunan dan bahan kajian untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Batasanmenurut undang-undang Nampak jelas, bahwa kurikulum memiliki dua aspek pertama sebagai rencana (as a plan) yang harus dijadikan sebagai pedomandalam pelaksanaan dan kedua digunakansebagai upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

 

Untuk menutup kajian terkait konsep dasar kurikulum, dapat disimpulkan bahwa sekolahdidirikan untuk membimbing peserta didik agar berkembang sesuaidengan tujuan yang diharapkan. Artinyatitik sentral kurikulumadalah peserta didikitu sendiri. Perkembangan peserta didik hanya akan tercapai apabila memperoleh pengalaman belajarmelalui semua kegiatanyang disajikan oleh sekolah baik melaluimata pelajaran ataupunkegiatan lainnya. Oleh karena itu kurikulum sebagaisuatu rencana rencana pembelajaran harus bermuara pada perolehan pengalaman peserta didik yang sengajadirancang untuk mereka miliki. Dengan demikian kurikulum harus mencakup dua sisi yang sama penting,yaitu perencanaan pembelajaran serta bagaimana perencanaan itu diimplementasikan menjadipengalaman belajar siswa dalam rangkapencapaian tujuan yang diharapkan. Untuk memperlajari lebih lanjut tentang konsep dasar kurikulum, anda dapat mengakses melaluilink berikut: http://bit.ly/33DxOc5


 

 

b.    Pembaharuan kurikulum di Indonesia

Merujuk pada tujuan pendidikan nasional menurut UU No 20 tahun 2003, yaitu membangunmanusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab, maka tujuantersebut dapat dicapaimelalui peran pengembangan dan implementasi kurikulum di tingkat satuanpendidikan mulai dari tingkat TK, SD dan SMP hinggatingkat menengah SMA dan SMK. Oleh karena itu pengembangan dan implementasi kurikulum haruslah dilaksanakan secarakonsisten dan efektif.

Sebagai salah satu komponen penting dalam system pendidikan, kurikulum tidak hanyadirumuskan sebagai tujuan yang hendakdicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Oleh karena itu sudah semestinya dalam perjalanan suatu kurikulum perlu untuk terus ditelaah dan disesuaikan dengankebutuhan dan perkembangan zaman. Agar dapat menangkap ide dari suatukurikulum, kita perlu mengetahui perjalanan kurikulum apa saja yang pernahditerapkan di negara kita. Karena pengetahuan ini sangat membantu kita untuk memahami esensi dari suatu perubahan kurikulumyang pernah diterapkan di negara kita Indonesia.

Perkembangan kurikulum yang terjadidi Indonesia setelahIndonesia merdeka pada tahun 1945, setidaknya kita telah mengalamisepuluh kali perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Indonesia telah banyak belajardari kurikulum-kurikulum tersebut. Dari kesepuluh kurikulum tersebut jika dilihat dari jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu : 1) kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947 1968), 2) kurikulum berbasispada pencapaian tujuan(kurikulum 1975 1994) dan 3) kurikulumberbasis kompetensi (kurikulum 2004 2013).Berikut ini akan disajikan secara singkat pembaharuan kurikulum di Indonesia yang akan disajikan dalam tabel berikut :


 

 

Tabel 2. Pembaharuan Kurikulum di Indonesia

 

Tahun

Dasar Pembaharuan

Pembaharuan

Implikasi Pembaharuan dalam Pembelajaran

1947

Dikenal dengan istilah Rencana Pelajaran 1947. Kemerdekaan Indonesia menjadi dasar pembaharuan sehingga ingin menumbuhkan semangat kebangsaan masyarakat Indonesia dan membentuk karakter masyarakat yang merdeka.

Aspek yang ditekankan : Kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

Mengurangi sisi kognitif dari peserta didik, namun materi pelajaran dihubungkan dengan kon teks kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia saat itu.

1952

Dikenal dengan istilah Rencana            Pelajaran Terurai 1952. Dasar pembaharuan masih terkait                semangat kemerdekaan bangsa Indonesia ditambah kebutuhan masyarakat atas lapangan pekerjaan.

Mata pelajaran yang diajarkan pada Rencana Pelajaran Terurai mencakup hal- hal moral, kecerdasan, emosional, keterampilan dan jasmani.

Guru mengajar satu mata pelajaran.

Selain sekolah rakyat 6 tahun, juga dibuka kelas masyarakat yang yang tidak melanjutkan ke tingkat SMP. Kelas masyarakat mencakup pelajaran- pelajaran keterampilan seperti pertanian dan pertukangan.

1964

Kebutuhan masyarakat untuk menciptakan lulusan yang mampu menyelesaikan masalah dan kreatif.

Dari sisi akademik, kurikulum ini menerapkan subject centered curriculum dimana setiap mata pelajaran berdiri sendiri.

Dikenal istilah Pancawardhana karena kurikulum mencakup lima aspek kehidupan yaitu moral, kecerdasan emosional, keterampilan dan jasmani.

Selain penekanan pada bidang akademik, dikenal juga Hari Krida pada hari sabtu.

Merupakan hari dimana peserta didik dapat mengembangkan potensi sesuaidengan minatnya seperti bidang kebudayaan dan olahraga.


 

 

 

1968

Untuk membentuk manusia Pancasila sehat jasmani, memiliki kecerdasan dan keyakinan beragama.

Menekankan pada organisasi materi pelajaran menjadi kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar dan kecakapan khusus.

Adanya penerapan correlated curriculum dimana ada keterhubungan ilmu antar satu jenjang dengan jenjang lainnya. Maka ilmu pengetahuan diajarkan lebih bersifat teoritis daripada praktis.

1975

Lulusan pendidikan dituntut untuk memenuhi kebutiuhan- kebutuhan masyarakat, terutama pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Proses belajar mengajar lebih menekankan pada efektivitas waktu dan metode pembelajaran sehingga menvapai target pembelajaran.

Peran guru di kleas menjadi dominan, melakukan latihan (drill) sehingga hasil pendidikan diukur dengan mudah secara kuantitatif.

1984

Perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat terkait IPTEK.

Proses pembelajaran yaitu CBSA (cara belajar siswa aktif). Siswa dituntut untuk terlibat secara aktif baik fisik maupun nonfisik.

Pembelajaran dikemas dalam pendekatan spiral, artinya ada keterkaitan antar materi dari tiap jenjang. Semakin tinggi jenjang maka akan mempelajari materi semakin mendalam.

1994

Merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1984.

Siswa lebih banyak memahami materi dan segera dinilai sehingga peserta didik mampu menerima pengetahuan lain.

Dikenal dengan materi yang rumit dan banyak. Mulai dikenalkan kurikulum

muatan local.

Pembagian waktu dalam satu tahun ajaran menjadi catur wulan.

2004

Fokus pada pencapaian kompetensi yang diharapkan sesuai dengan jenjang pendidikannya.

Mengedepankan penguasaan materi hasil dan kompetensi paradigm versi UNESCO learning to know, learning to do,

learning to live

Metode pembelajaran keterampilan proses melahirkan pembelajaran PAKEM dan CTL


 

 

 

 

 

together dan learning

to be.

 

2006

Sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing- masing satuan pendidikan di Indonesia.

Mengacu pada Standai Isi dan Standar Kompetensi Lulusan

Belajar sepanjang hayat, diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yg berlangsung sepanjang hayat.

2013

Tantangan internal yang mengacu 8 standar pendidikan dan tantangan eksternal terkait globalisasi dan isu-isu muthakir dunia.

Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual, social, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan

psikomotor.

Pembelajaran berpusat pada peserta didik, interaktif, jejaring dan aktif.

 

Berdasarkan gambaran perjalanan pembaharuan kurikulum yang pernah dan sedang diterapkan di Indonesia dapat diketahui bahwa setiap perubahan kurikulum pastididasari oleh dasar pembaharuan yang berangkat dari permasalahan di masyarakat. Perubahandimaksudkan sebagai inovasidalam pendidikan untukmenghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaingdikehidupan yang akandatang.

Saudara mahasiswa, kini kurikulum yang diterapkan di Indonesia adalah kurikulum 2013 yang telah mengalami beberapaperbaikan. Kurikulum 2013 dilandasi oleh pemikiran bahwa peserta didik diberikan keterampilan dan pengetahuan yang harus dapat digunakan paling tidak sampai satu atau dua decade darisekarang. Atas dasar pemikiran tersebutmaka standar kompetensi lulusan yang dikembangkan harus disesuaikan dan dikembangkan untuk kehidupan pesertadidik sebagai individu anggota masyarakat dan warga negara yang dapat memberikan kontribusi di masa yang akan datang.

Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan ketentuan yuridis yang mewajibkan adanya pengembangan kurikulumbaru, landasan filosofisdan landasan empirik.Dalam Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 70/2013, dijelaskan bahwa rasionalisai pengembangan kurikulum


 

 

2013 dikembangkan berdasarkan tantangan internal,tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum. Kurikulum 2013 memiliki karakteristik sebagai berikut :

1.         Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual, rasa ingin tahu, kreativitas kerjasama dengan kemampuanintelektual psikomotor.

2.         Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimanapeserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke amsyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar.

3.         Mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta menerapkan dalamberbagai situasi di sekolah dan amsyarakat.

4.         Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan dan keterampilan.

5.         Kompetensi dinyatakan dalam bentuk komponen inti kelas yang dirinci lebihlanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.

6.         Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasian kompetensi dasar di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

7.         Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan.

 

c.    Peran, Fungsi, dan KomponenKurikulum

Saudaramahasiswa, setelah kita mengetahui perjalanan pengembangan kurikulum di negara kita Indonesia kini kita akan mengkaji tentang Peran, Fungsi, dan komponen kurikulum. Jika kita kaitkandengan perjalanan kurikulumdi Indonesia, coba kita renungkansesungguhnya apa yang telah dilaluidari serangkaian perubahan kurikulum tersebut? Jujur saja, dari perjalanan panjang perubahan kurikulum, masih banyak para guru yang melakukan perubahanhanya


 

 

sebatas nama kurikulumnya saja. Karena jika melihat praktik pembelajaran yang sesungguhnya masih banyak para guru yang melakukan praktik-praktik lama dengan bingkaikurikulum baru. Sebenarnya mengapa ini terjadi?Perubahan kurikulum hanya sebatas nama dan dokumen tetapi belum terjadi sampai kepada membumikan ide dari suatu perubahan kurikulum tersebut ke ruang-ruang kelas dan ke lingkungan sekolah. Menurut Hamid (1998) kegagalan tersebut disebabkan kekeliruan dalam menghayati peran dan fungsi dari sebuah kurikulum. Kita hanya terjebakpada pengertian kurikulum sebagaidokumen dan seperangkat rencana saja. Sebagaisalah satu komponenpenting dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran (Wina Sanjaya;2008) yaitu peran konservatif, peran kreatif dan peran kritisevaluatif. Mari kita cermati uraianterkait masing- masingperan tersebut :

1)    Peran Konservatif

Perankonservatif menekankan bahwa kurikulum dijadikansebagai sarana untukmentransmisikan nilai-nilai budaya masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini. Dengan demikian peran ini menempatkan kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. Peran ini sifatnya sangat mendasar yang dalam praktiknya disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakanproses social dimana salah satu tugasnya adalah mempengaruhi dan membina perilaku manusia sesuai dengan nilai-nilai sosial yang hidup di lingkungan masyarakatnya.

2)    Peran Kreatif

Melesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan pada setiap aspek-aspeknya tidak dapat lagi terbendung sebagaisuatu keniscayaan. Peran kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu kebaruan yang sesuai dengan perubahan tersebut.Sehingga kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu pesertadidik mengembangkan potensiyang terdapat


 

 

dalam dirinya untuk memperoleh pengetahuan atau kemampuan baru serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya di masa mendatang.

3)    Peran Kritis dan evaluatif

Berangkat dari suatu realitabahwa nilai-nilai kehidupandan budaya dalammasyarakat senantiasa berkembang atau mengalami perubahanmaka peran kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya melainkan juga berperan untuk menilai dan memilih nilai budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan. Dalam hal ini fungsi kurikulum sebagai kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan atau realitas keadaandan tuntutan masa kini dihilangkan dan dilakukan suatumodifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan.

Dalam proses pengembangan kurikulum ketigaperan di atas harus berjalansecara seimbang. Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderungakan membuat pendidikan ketinggalan oleh kemajuanzaman, sebaliknya kurikulumyang terlalu menonjolkan peran kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-nilai budaya masyarakat. Menyelaraskan ketiga peranantersebut menjadi tanggung jawab semua pihak dalam proses pendidikan termasuk guru sebagai ujung tombak pelaksana kurikulum.

Sesuai dengan peran yang harus “dimainkan” kurikulum sebagai alat dan pedoman pendidikan, maka isi kurikulumharus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Mengapa demikian? Sebab, tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan pada dasarnya mengkristal dalam pelaksanaan perannya itu sendiri. Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurutMcneil (2006) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu 1) fungsi pendidikan umum (common and general education), 2) suplementasi (suplementation), 3) eksplorasi dan 4) keahlian.

1)   Fungsi pendidikan umum

Fungsi kurikulum untuk mempersiapkan pesertadidik agar menjadianggota masyarakat baik sebagai warga negara dan warga dunia yang baik dan bertanggung jawab. Kurikulum harus memberikan pengalaman belajar kepada setiap peserta didik agar mampu menginternalisasikan nilai-nilai dalam kehidupannya, memahamisetiap hak dan kewajiban


 

 

sebagai anggota masyarakat dan makhluk social.Dengan demikian fungsi kurikulum ini harus diikuti oleh setiap peserta didik pada jenjang atau level atau jenis pendidikan apapun.

2)    Suplementasi

Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap peserta didik sesuai dengan perbedaan yang dimilikinya. Dengandemikian setiap pesertadidik memiliki kesempatan untuk menambah kemampuandan wawasan yang lebih baik sesuai denganminat dan bakatnya.

3)    Eksplorasi

Fungsi eksplorasi memilikimakna bahwa kurikulumharus dapat menemukandan mengembangkan minat dan bakat peserta didik.Melalui fungsi ini peserta didik diharapkan dapat belajar sesuaidengan minat dan bakat yang dimilikinya, sehingga memungkinkan untuk belajar tanpa adanya paksaan. Oleh sebab itu para guru sebagai pengembang kurikulum di kelas harus dapat menggali bakat dan minat peserta didik yang dihadapinya.

4)    Keahlian

Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat peserta didik. Dengan demikian kurikulum harus memberikan pilihan berbagai bidang keahlian. Bidang-bidang tersebut diberikan sebagai pilihan yang pada akhirnya setiap peserta didik memiliki keterampilansesuai dengan spesialisasinya.

Memperhatikan fungsi kurikulum di atas, maka jelaslah bahwa kurikulum berfungsi untuk setiap orang atau lembaga yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan pendidikan. Nah, sekarang coba Anda pikirkan kira-kira apa saja fungsi kurikulum bagi Anda seorang guru dan pesertadidik yang Anda hadapi.

Saudaramahasiswa, bagi guru kurikulum berfungsisebagai pedoman dalampelaksanaan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak


 

 

berpedoman kepada kurikulum tidak akan berjalan dengan efektif. Mengapa demikian? Ya, tepat sekali karena pembelajaran adalah proses yang bertujuan, sehingga segala sesuatu dilakukan oleh guru dan peserta didik diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Bagi peserta didik, fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman belajar. Melaluikurikulum pesertadidik akan memahamiapa yang harusdicapai, isi atau bahan pelajaran apa yang harus dipelajari, dan pengalaman belajar apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan fungsi tersebut ada enam fungsi kurikulum bagi peserta didik (Sanjaya;2008) yaitu fungsi penyesuaian, fungsi integrase, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan dan fungsi diagnostic. Nah, sekarang coba Anda diskusikan dengan teman-teman Anda, apakah yang dimaksud dari masing-masing fungsitersebut?

 

Saudaramahasiswa, setelah memahamitentang Peran dan Fungsi kurikulum, selanjutnya mari kita mengkaji tentang komponen kurikulum. Pasti Anda sudah mengetahui terkaitdengan komponen-komponen kurikulumbukan? Karena materiini tentunya sudah Anda dapatkan saat menempuh pendidikan sebelumnya. Kita akan sekilas mengulas kembali untuk memantapkan pengetahuan Anda tentang komponen-komponen kurikulum. Kurikulum pada dasarnyamerupakan suatu sistem. Artinya,kurikulum merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari komponen- komponen yang saling berkaitanantara satu dengan yang lain. Karena antar komponen salingberhubungan dan salingmempengaruhi dalam rangkapencapaian tujuan. Komponen-komponen kurikulum diistilahkan sebagai anatomi kurikulum yang terdiri dari komponen tujuan, isi, aktivitas belajar dan evaluasi yang digambarkan sebagai suatu keterpaduan (Zais:1976). Komponen-komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :


 

 

 

 

 

 

 

Gambar1. Anatomi Kurikulum

 

 

Gambartersebut menunjukkan bagaimanasetiap komponen saling berkaitan dan memiliki keterpaduan antara satu dengan yang lain. Bagaimana tujuan akan memberikan arahan pada materi, aktivitas belajar dan juga evaluasi dan begitu juga sebaliknya. Masing-masing komponen akan dijabarkan sebagai berikut :

1.       Tujuan

Tujuan dalam kurikulummenggambarkan kualitas manusiayang diharapkan dapat terwujud dari suatu proses pendidikan. Tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-citakan darisuatu kurikulum. Tujuan kurikulum yang jelas akan memberikan petunjuk yang jelas pula terhadap komponen yang lainnya baik itu isi atau content, aktivitasbelajar dan evaluasi.Tujuan juga dianggapsebagai dasar, arah dan patokandalam menentukan komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Oleh karena itu tujuan kurikulum


 

 

tidak terlepas dari tuntutandan kebutuhan masyarakat serta didasari olehfalsafah dan ideology negara. Di Indonesia, sejak pasca kemerdekaan, tujuan umum pendidikan atau tujuan pendidikan nasional ditetapkan dalam keputusanMajelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Tujuan tersebut tertuangdalam undang-undang yang akan dicapaimelalui tujuan-tujuan yang ada di bawahnya yang berfungsi sebagai tujuan perantara (intermediate goals). Tujuan-tujuan tersebut membentukhierarki yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Hierarki tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

 

 


 

Gambar 2. HierarkiTujuan

 

 

2.      Isi atau content

Merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, nilai dan keterampilan yang perlu diberikan kepada siswa.Pengetahuan tersebut dijadikan sebagai isi dari kurikulum yang di dalamnya perlu dilakukanpemilihan-pemilihan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.


 

 

Tentunya Anda sudah tahu bukan? Misalnya saja menurut Zais (1976) menentukan empat kriteria dalam melakukan pemilihanisi atau contentkurikulum yaitu; kriteria signifikansi, kriteria kegunaan, kriteria minat dan kriteria pengembangan manusia.Atau menurut Sukmadinata (2004) mengungkapkan beberapa cara dalam menyusun sekuen isi kurikulum, yaitu : kronologis, kausal, structural, logis dan psikologis, spiral, rangkaian kebelakang atau berdasarkan hierarki belajar. Penetapan isi atau content mana yang akan dipilih nampaknya akan sangat bergntung pada sifat-sifat materi dan tujuan dari suatu kurikulum.

3.       Aktivitas belajar

Komponen ini dimaksudkan sebagai strategi pembelajaran yang berkaitan dengan cara atau sistem penyampaian dari isi kurikulum agar mencapai tujuan kurikulum. Strategi yang digunakan atau dipilih dalamimplementasi kurikulum mempertimbangkan komponen tujuan, isi atau content, dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik yang telah dijabarkan dalam kegiatan belajar 2.

4.       Evaluasi

Komponen evaluasi ditujukanuntuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan menilai proses implementasi suatu kurikulum secara keseluruhan. Hasil dari evaluasi kurikulumdapat dijadikan umpanbalik untuk mengadakan perbaikan dan penyempurnaan kurikulum. Selainitu, hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan-kebijakan pengambilan keputusan tentangkurikulum dan pendidikan.

Secara lebih rinci dan operasional bagaimana menjabarkan masing-masing komponen kurikulum nantinyaakan Anda pelajaripada Modul 4 terkait Perancangan Pembelajaran. Dimana Anda akan belajarbagaimana menjabarkan masing-masing komponen dalam kurikulumdalam suatu dokumentertulis rencana pembelajaran.


 

 

d.    Hakikat Pengembangan Kurikulum

Saudaramahasiswa, setelah tadi mempelajari bagaimanakomponen kurikulum fungsi dan tujuan kurikulum, serta sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia, sekarang kita akan mempelajari mengenai bagaimana hakikat pengembangan kurikulum.

Berdasarkan konsep yang ada di atas, pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana harus mempelajarinya. Namun, dalam rangka prosespengembangan kurikulum ini harus berangkatdari visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat. Persoalan inilah apa yang yang kemudian membawa kita pada persoalan yang mendasar yang akan kita bahas dalam pengembangan kurikulum. Pada kegiatan belajarini kita akan mempelajari hakekatpengembangan kurikulumakan membawaanda pada pemahamanbagaimana seharusnya proses pengembangan kurikulum.

Menurut David Pratt (1980) dalam Sanjaya, istilah desain lebih mengena dibandingkan dnegan pengembangkan yang mengatur suatu tujuan atau usaha. Atas dasar itu, maka pengembangan kurikulum Atas dasar itu, maka pengembangan kurikulum (curriculum development atau curriculu planning ) adalah proses atau kegiatan yang disengaja dan dipikirkan untuk menghasilkan sebuah kurikulum sebagaipedoman dalam proses dan penyelenggaraan pembelajaran oleh guru di sekolah.

Seller dan Miller (1985) mengemukakan bahwa proses pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus. Rangkaian kegiatan itu digambarkan Seller di bawah ini


 

 

 

 

 

 

 

Gambar 3. SiklusPengembangan Kurikulum

 

 

Seller memandang bahwa pengembangan kurikulum harus dimulai dari menentukan orientasikurikulum, yakni kebijakan-kebijakan umum seperti misalnya arah dan tujuan Pendidikan, pandangan tentang hakekat belajardan hakekat anak didik, pandangan tentang keberhasilan implementasi kurikulum dan lain sebagainya. Berdasarkan orientasi itu selanjutnya dikembangkan kurikulum menjadi pedomanpembelajran, diimplementasikan dalam proses pembelajaran dan dievaluasi. Hasil evaluasi itulah kemudian dijadikan bahan dalam menentukan orientasi, begitu seterusnya, hinggamembentuk siklus.

Orientasi pengembangan kurikulum menurut Seller menyangkut enam aspek yaitu :

1)           Tujuan Pendidikan menyangkut arah kegiatan Pendidikan.

2)           Pandangan tentang anak : apakah anak dianggap sebagai organisme yang aktif atau pasif.

3)           Pandangan tentang lingkungan : apakah lingkungan belajar harus dikelola secara formal, atau secara bebas yang dapat memungkinkan anak bebas belajar


 

 

4)          Konsepsi tentang peranan guru : apakah guru harus berperan sebagai instruktur yang bersifat otoriter, atau guru dianggap sebagai fasilitator yang siap memberi bimbingan dan bantuanpada anak untuk belajar.

5)          Evaluasi belajar : apakah mengukur keberhasilan ditentukan dengan tes atau non tes.

Saudaramahasiswa, selanjutnya apa sajakah yang harus diperhatikan dalam proses pengembangan kurikulum? Mari kita lanjutkan kajian tentang pengembangan kurikulumHal yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulumadalah isi atas muatan kurikulumitu sendiri. Ada dua hal yang harusdipertimbangan dalam menentukan isi pengembangan kurikulum, yaitu rentangan kegiatan, misi, dan visi sekolah.

1)       Rentangan Kegiatan (Range of Activity)

2)       Pengembangan isi kurikulum biasanyadiawali dengan rancangankebijakan kurikulum, rancangan bidang studi, programpengajaran, unit pengajaran dan rencana pembelajaran.

Guru sebagai pengembang kurikulum setidaknya harus memiliki kemampuanuntuk memilih bahan ajar yang akan di laksanakan di dalam pembelajaran. Bukan hanya itu, guru pun melalui proses dalam menjalankan sebuah kurikulum. Baik dari segi yang dirancanakan sesuai pedoman maupun yang tidak. Kurikulum bukan hanya sebatas pembelajaran formal, tetapi juga seluruh pembelajaran yang ada dalam.

Saudara mahasiswa, kajian yang penting untuk diketahui oleh seorang pendidik tentangkurikulum adalah terkaitkonsep kurikulum ideal dan kurikulumaktual, serta kurikulum tersembunyi (hidden curriculum). Penjelasan dari konsep tersebut dapat Anda baca pada paparan berikut :

a.    Kurikulum ideal dan kurikulum aktual

Saudaramahasiswa, dalam bahasansebelumnya, kurikulum bisa dijadikan sebagai sebuah pedoman dalam melaksanakan pembelajaran. Bisa diartikan juga kurikulum sebagai acuan dan landasan dalam melaksanakan sebuah proses belajar mengajar.Sebagai sebuah pedoman,kurikulum ideal


 

 

memegang peran yang sangat penting.Melalui kurikulum ideal, guru detidaknya adapat menentukan hal-hal berikut :

1)        Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimilikioleh siswa

2)       Menentukan isi atau materi pelajaran yang harus dikuasaiuntuk mencapai tujuan atau penguatan kompetensi

3)       Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan siswa sebagai upaya pencapaian tujuan

4)        Menentukan keberhasilan pencapaaian tujuan atau kompetensi

Saudaramahasiswa, jika ada kurikulum yang menjadi acuan dan menjadistandar maka kurikulumyang terlaksana atau dilaksanakan di lapangan berdasarkan kurikulum standar itulah yang dinamakansebagai kurikulum actual. Atau dengan kata lain kurikulum ini merupakan hal yang terlaksana di lapangan.

b.    Kurikulum tersembunyi

Kurikulum pada hakektnya berisiide atau gagasan.Ide atau gagasanitu selanjutnya dituangkan dalam bentuk dokumen atau tulisan secara sistematis dan logis yang memperhatikan unsur scope dan sequence, selanjutnya dokumen tertulis itulah yang dinamakan dengan kurikulum yang terencana (curriculum document or written curriculum) atau kurikulum ideal yang berfungsi sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.Apakah dalam proses Pendidikan hanya tergantung dan dipengaruhi oleh pedoman yang tertulis saja? Tentu saja tidak, sebab dalam proses pengembangan kurikulum dapat dipengaruhi oleh berbagai factorbaik yang dapat menghambat maupun mendukung proses pencapaian gagasanatau ide itu. Segala sesuatuyang tidak direncanakan atau tidak diprogramkan yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku siswa itulah yang dinamakan .

Ada dua aspek yang dapat mempengaruhi perilaku sebagai hidden kurikulum itu, yaitu aspek yang relative tetap dan aspek yang dapat berubah.Aspek yang relativetetap adalah ideologi,keyakinan, nilai budayamasyarakat yang mempengaruhi sekolah termasuk didalamnya menemukan budaya apa yang patut dan tidak patutu diwariskan kepada generasi bangsa.


 

 

Aspek yang dapat berubah meliputi variable organisasi sistem social dan kebudayaan. Variabel organisasi meliputi bagaimana guru mengelola kelas, bagaimana pelajaran diberikan, bagaimana kenaikan kelas dilakukan. Sistem social meliputi bagaimana pola hubungan social antara guru, guru dengan pesertadidik, guru dengan staf, sekolah dan lain sebagainya.

Menurut Bellack dan Kiebard (Subandijah, 1993), hidden Curriculum

memiliki tingkatdimensi, yaitu :

·     Hidden Curriculum dapat menunjukkan suatu hubungan sekolah, yang meliputi interaksi guru, peserta didik, struktur kelas, keseluruhan pola organisasional peserta didik sebagai mikrokosmos sistem nilai social.

·     Hidden Curiculum dapat menjelaskan sejumlah proses pelaksanaan di dalam atau di luar sekolah yang meliputi hal-hal yang memilikinilai tambah,sosialisasi pemeliharaan struktur kelas.

·     Hidden Curriculum mencakup perbedaan tingkat kesengajaan seperti halnya yang dihayati oleh para peneliti,tingkat yang berhubungan dengan hasil yang bersifat insidental. Bahkan hal itu kadang-kadang tidak diharapkan dari penyususnan kurikulum dalam kaitannya denganfungsi social Pendidikan.

Berdasarkan penjelasan di atas, kurikulum disusun sebagai tujuan yang tidaktertulis namun perlu dipertimbangkan setiap pencapaiannya dan ada unsur tidak direncanakan sebuah kurikulum. Contohnya, apabila seorang guru sedang mengajar, kemudian hinggaplah kupu-kupu di sekolah, maka hal tersebut sudah bagian dari kurikulum. Namun, peristiwa semacam tadi kembali lagi kepada guru yang bisa memanfaatkan hal-hal sekitar untuk disambungkan ke dalam pembelajaran.

Saudaramahasiswa, dalam sebuah pengembangan kurikulumguru memerlukan beberapaprinsip untuk mengembangkan kurikulum. Diantara beberapa prinsipnya adalah prinsiprelevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip efektivitas, prinsipefisiensi. Adapun penjelasannya adalah sebagaiberikut


 

 

·         Prinsip Relevansi

Saudara mahasiswa, kurikulum merupakan otaknya pendidikan untuk mengarahkan siswa agar dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal sesuaidengan kebutuhan zaman,kebutuhan social masyarakat, dan juga kebutuhan lainnya. Dalam setiap pengembangan kurikulum dibutuhkan sebuah prinsiprelevansi agar apa yang dipelajari dapat sesuai dan sejalandengan pengalaman belajar yang didapat.

Ada beberapa jenis relevansi yaitu relevansi internaldan relevansi eksternal. Relevansi internal bisa diartikan sebagai setiap tujuan yang harus dicapai, isi, materi, atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi, atau metoda yang digunakan serta alat penilaan untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internalini menunjukkan keutuhansuatu kurikulum yang akan diterapkan dalam kelas dan pembelajaran siswa.

Sedangkan relevansi eksternalberkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebuthan dan tuntutan masyarakat. Adapun yang harusdiperhatikan dalam prinsip relevansi eksternal adalah mengenai aspek relevan dengan lingkungan hidup peserta didik, perkembangan zaman, dan tuntutandunia pekerjaan. Prinsiprelevansi ini bergunaagar peserta didikdapat menggunakan ilmunya dalamkehidupan sehari-hari.

 

·       Prinsip Fleksibilitas

Saudara mahasiswa, terkadang apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadangtidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa jadi, salahsatu faktornya adalah kemampuan guru yang kurang, kemampuan dasar siswa yang masih rendah,atau mungkin saranadan prasarana yangdimiliki oleh sekolah.Kurikulum yang bersifatfleksibel artinya kurikulum itu harus bisa dilaksanakan dalam kondisi yang ada dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Apabila kurikulum tidak memiliki fleksibilitas yang memadai, maka kurikulum akan sulit diterapkan.


 

 

Fleksibilitas kurikulum bisa dipandang dalam guru dan peserta didik. Kurikulumdiharapkan bisa fleksibel bagi guru dan fleksibel bagi peserta didik. Untuk guru, fleksibilitas didapat dari kemudahan cara mengajar, sedangkan untuk peserta didik, diharapkan kurikulumdapat mengakomodasi minat dan bakat daripada pesertadidik.

·     Prinsip Kontinuitas

Saudara mahasiswa, kurikulum ini harus memiliki efek kesinambungan antara jenjangsatu kepada jenjanglainnya. Prinsip kontinuitas ini diperlukan adanya kerjasama antara pengembang kurikulumantar jenjang sehingga terjaga tujuan dan pelaksanaannya. Selain itu, materiyang ada di dalam kurikulum diharapkan bisa memilikiketersambungan dengan mata pelajaran lain.

·      Prinsip Efektivitas

Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.Ada dua hal yang berkaitan dengan efektifitas ini adalah efektivitas yang berhubungan dengan kegiatan guru, dimana guru dapat menyelesaikan berbagai macam rencananya. Adapun siswa dapat melaksanakan berbagaikegiatan sesuai dengan minat dan bakat siswa.

·        Prinsip Efisiensi

Efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan memiliki tingkat efisiensi yang tinggi apabila dengan arana. Biaya yang minimaldan waktu yang terbatas dapatmemperoleh hasil yang maksimal. Berapapun bagusbagus dan idealnya suatu kurikulum, manakah menurut peralatan, sarana dan sarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktisdan sukar untukdilaksanakan. Kurikulum harus dapat dirancanguntuk dapat digunakan dalam segala keterbatasan.


 

 

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum

Saudara Mahasiswa, sekarang kita sudah masuk kajian tentang Faktor-faktor apa saja yang nantinyaakan berpengaruh terhadapimplementasi kurikulum. Kajianpenting karena akan memberikan panduanbagi guru bagaimanamengimplementasikan suatu kurikulum secara benar. Sebelummengetahui tentang factor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam implementasi kurikulum, mari kita ingat kembali tentang apa itu implementasi kurikulum. Implementasi kurikulum menurutkamus Oxford for learner, berarti put something into effect / penerapan ide yang memberikan efek. Menurut Beauchamp (1975), implementasi kurikulum di dalamnya merupakan sebuah jembatan antara ide dan aplikasi. Hal ini berarti memiliki dua makna yaitu implementasi sebagaiinstrumen ataupun sebagaiproses. Jembatan antara ide dan aplikasiadalah sebuah langkahpraktis dari perwujudan dari silabus, rencana pengajaran, ke dalam kegiatan di dalam kelas.Proses implementasi ini mempengaruhi berbagaimacam pengetahuan dan pengalaman ke dalam kelas.

Adapun, dalam proses pelaksanaan sebuah implementasi, Oemar Hamalik (2010) memberikan batasan pokok kegiatandalam implementasi diantaranya adalah :

1.      Pengembangan program yang mencakup program tahunan, semester, triwulan, bulanan, dan harian serta konseling atau remedial

2.      Pelaksanaan pembelajaran yakni proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya sehinggaterjadi perubahan yang lebih baik

3.      Evaluasi proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum mencakup penilaiankeseluruhan secara utuh untuk keperluanevaluasi pelaksanaan kurikulum

Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum merupakan kegiatan praktis pembelajaran yang dilaksanakan atas dasar kajian silabus dan juga kajian peserta didik. Maka dari itu,ada proses-proses yang harus dilaksanakan dan ada hal-halyang bisa mempengaruhinya.

MenurutChaudry (2015) faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah faktor guru, peserta didik, sarana dan fasilitas, lingkungan


 

 

sekolah, peminatan grup, budaya dan ideologi, supervisi pembelajaran, dan proses asesmen sebelum pelaksanaan sebuah implementasi kurikulum. Untuk lebih jelas, mari kita bahas satu persatu.

 


 

Gambar 4. Faktor yang mempengaruhi implementasi Kurikulum

 

 

 

·        Faktor Guru

Saudara Mahasiswa, faktor guru merupakanfaktor penting dalam implementasi kurikulum. Guru merupakan orang yang secara langsung bersentuhan dengan murid dan melakukan proses pembelajaran dengan peserta didik. Adapun Altichter (dalam Katuuk) menyatakan bahwa kompetensi yang penting yang harus ada dalam jiwa guru adalah kompetensi sebagaiguru dan juga perilaku, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan kualitas hubunganrekan sejawat. Meskipunguru merupakan orang yang berperanpenting dalam implementasi kurikulum, namun guru juga baiknya memiliki pengetahuan mengenai proses perencanaan kurikulum sehingga guru dapat menerjemahkan kurikulum ke dalam realitasdi lapangan. Hal ini juga senada denganapa yang dinyatakan oleh Oemar Hamalikyaitu tentang pentingnya pengetahuan guru mengenai kurikulum. Guru memandang kurikulum bukan hanya sebagaiseperangkat mata pelajaran, tetapi juga sebagai


 

 

seperangkat pembelajaran yang harus dikembangkan dan disesuaikan dengan pesertadidik.

·         Faktor Peserta didik

Peserta didik memilikiperanan penting dalam implementasi kurikulum. Selain merupakan hasil atau subjek daripada pendidikan, peserta didik memiliki lingkungan yang berbeda. Kualitas peserta didik, kemudian latar belakangekonomi, keluarga, dan juga kecenderungan peserta didik. Lalu, ada satu hal yang bisadilakukan peserta didik adalah melakukan serangkaian seleksi terhadappengalaman belajar yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam implementasi kurikulum. Peserta didik bisa memilih sendiri pengalaman belajar yang diinginkan dan diterima, tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum secara resmi.

·         Faktor Sarana dan Fasilitas

Keberadaan sarana dan fasilitas menjadi salahsatu faktor penunjang. Coba Anda perhatikan, bagaimana jadinya pembelajaran bisa menjadi lebih bermaknadan memiliki tingkatkesadaran tinggi apabilatidak ada media pembelajaran, buku teks, dan alat-alat lainnya. Selain sekolah yang harus menyediakan, lingkungan masyarakat atau pemerintah setempat bisa digunakan untuk menunjang sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk berlajar sepertiperpustakaan, laboratorium, sportorium, dan berbagai macam lingkungan yang dapat digunakan untuk melaksanakan implementasi kurikulum. Karena keberadaan sarana dan fasilitasmemiliki pengaruh yang baikuntuk mengingat pengalaman belajar yang dilakukan oleh peserta didik.

·         Faktor Lingkungan Sekolah

Saudara mahasiswa, lingkungan sekolah tentu akan mempengaruhi dalam implementasi kurikulum. Anda bisa memperhatikan, lokasi lingkungan sekolah, lingkungan sosial dan ekonomi, dan beberapa hal terkait manusia dan sumber daya, maka itulahlingkungan sekolah yang akan mendukung prosespengimplementasian kurikulum. Coba anda


 

 

bandingkan lingkungan sekolahyang berada di perkotaan dan di pedesaan. Pengimplementasian kurikulum akan berbeda cara dengan lingkungan yang berbeda. Lingkungan sekolah, bukan hanya soalan mengenai kondisi fisik, namun juga kondisimental dalam suatu sekolah. Lingkungan sekolah juga dipengaruhi oleh budaya ilmu yang terbentuk dari kebiasaandari para guru atau budaya ilmu suatu sekolah. Sebaiknya, kepala sekolah dan guru membuatsebuah budaya baru dalam lingkungan sekolah.

·        Faktor Budaya dan Ideologi

Saudara Mahasiswa, telah kita ketahui bersama bahwa setiap daerah memiliki budaya dan ideologi tertentu. Sudah seharusnya kurikulum bisa diimplementasikan dengan mengintegrasikan antar kebudayaannya. Implementasi kurikulum yang baik adalah dimana kurikulum tidak mencabut akar budaya masyarakat sekitanya. Budaya masyarakat merupakan sebuah tuntutan dimana peserta didik tinggal. Peribahasa yang menyatakan bahwa “dimana langitdipijak, disitu langitdijunjung” merupakan budaya-budaya yang didahulukan dan disesuaikan dengan kurikulum agar bisa menguatkan budaya di masyarakat.

Saudara mahasiswa, selain faktor-faktor yang telah dijabarkan di atas ada juga faktor lain yang mempengaruhi dalam implementasi kurikulum yaitu faktor perencanaan yang mencakup mengenaipenilaian awal sebuah perencanaan pembelajaran dan faktor evaluasi yang harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mengetahui sejauh mana efektvitas implementasi kurikulum terutama di ruang kelas. Kesemuafaktor tersebut harus betul-betul dipahamibagi seorang guru sebelum mengimplementasikan sebuah kurikulum karena akan digunakan sebagai sebuah pertimbangan untuk guru dalam merancang dan mengimplementasikan sebuah kurikulum di sekolah. Untuk memperlajari lebihlanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulumdapat diakses pada linkberikut: http://bit.ly/2qySxz6


 

 

f. Strategi penerapankurikulum dan tantangannya di masa depan

Saudara Mahasiswa, sekarang kita akan mengkaji terkait dengan strategi dalam penerapankurikulum dan tantangannya di masa depan. Sebelum kita mengkaji lebih jauh terkait materi ini, Anda perlu merenungkan kalimat bijak berikutagar membuka pikiranAnda dalam menghayati sebuah perubahan tentunyadalam hal perubahan kurikulum. Perubahan itu sebuah keniscayaan. Tidak ada yang tidakakan berubah kecuali perubahan itu sendiri. – Heraclitus

Saudara mahasiswa, keberadaan masa depan merupakan keniscayaan yang tidak bisa ditolak. Apa yang kita ajarkan hari ini, tentunyaakan dipakai oleh peserta didik di masa depan. Sudah sewajarnya guru menjadi seorang futuris yang juga selalu berhipotesis dengan masa depan. Lalu bagaimana strategi dalam penerapan kurikulum yang harus Anda pahami sebagai seorang guru profesional? Strategi dalam penerapankurikulum dipengaruhi oleh kesiapan mental guru dalam menyikapi perubahanyang akan terjadidi masa depan, sehingga kita perlu mengkaji tantangan-tantangan apa saja di masa depan yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan strategi dalam penerapan  kurikulum.

a.    Kesiapan guru menerima perubahan

Saudara mahasiswa, diantara banyaknya perubahanyang terjadi dengancepat, terkadang kita sulit untuk berubah dan mau berubah. Contohnya sulit berubah dan cara mengajar yang begitu-begitu saja tanpa menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Lalu pertanyaannya adalah “mengapa guru sering dianggap mengalami sebuah resistensi terhadap perubahan?” Salah satu jawabannya, ada dalam sebuah riset yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Zimmerman. Zimmerman mengatakan bahwa resistensi yang dialami oleh guru dikarenakan model mental yang sudah tertanam dalam jiwa guru dan penolakan terhadap perubahan. Pertama, model mental yang dimaksud adalah sebuah peta individu atau organisasi untuk membantu mereka tidak hanya membuatsebuah pemaknaan dalammemahami konteks keadaandunia yang sebenarnya. Model mental ini tidak hanya dibentuk oleh individu, namunjuga dibentuk oleh  sistem. Kedua, hal itu merupakanpenolakan


 

 

terhadap perubahan itu sendiri, karena proses penolakanini merupakan sebuahrasa kehilangan.

Akibatdari resistensi terhadapperubahan yang cenderungsudah mengakar kuat dalam diri guru, membuat guru memasuki sebuah zona yangdisebut zona nyaman dan cenderung sulit untuk meninggalkan. Dalam zona ini, guru akan cenderung enggan melakukan sebuah perubahan karena perubahan selalu memerlukan sebuah proses berpikirdan memerlukan sebuah usaha-usaha baru yang dianggapmerusak sebuah tatanankenyamanan. Maka, untuk mengantisipasi tidak terjadinya perubahan yang diharapkan, diperlukan kondisi perubahan mental yang kuat dan perubahan model mental .

 

b.    Keterbukaan pola berpikir

Saudaramahasiswa, perubahan yang mendasar terdapatpada perubahan pola pikir untuk menerima perubahan dan kurikulum. Pola pikir mempengaruhi berbagai macam perilaku yang dihasilkan oleh manusia. Sebuah pola pikir tetap (Fixed Mindset) menganggap bahwa karakter,kecerdasan, dan kreativitas merupakan sebuah bawaan,namun ada pola pikir lain yang menyatakan bahwa setiap kegagalan merupakan sebuah tantangan yang akan berfungsi untuk bertumbuh (Growth Mindset). Berikut merupakan perbedaannya( Dweck, 2006).


 

 

Tabel 3. Perbedaan Fixed Mindset dan Growth Mindset

 

 

Aspek

Fixed Mindset

Growth Mindset

Tantangan

Menghindari tantangan

Menyukai tantangan

Rintangan

Mudah Menyerah

Bertahan dalam menghadapi rintangan

Usaha

Melihat Usaha sebagai kesia-siaan

Melihat usaha sebagai jalan menuju menjadi hebat

Kritik

Mengabaikan kritik yang membangun

Belajar dari kritik

Kesuksesan Orang lain

Merasa terancam oleh kesusksesan orang lain

Mengambil pelajaran dan inspirasi dari kesuksesan oranglain

Hasil

Tidak berkembang dan meraih jauh di bawah dari yang seharusnya bisa diraih

Mencapai potensi maksimal dari mereka

 

 

Konsekuensinya, manusia dengan pola pikir tetap akan sulit untuk mencapai keinginan karena sudah menetap dan lambat. Sedangkan orang yang memilikipola pikir bertumbuh, akan selalu bisa bertahan dalam kondisi apapun karena selalu bertumbuh dan bisa menyesuaikan dengan berbagai macam cara. Padahal, sebenarnya manusia bisa bertahan dengan usaha yang kuat, tahan terhadap kritik dan pujian, serta siap menghadapi tantangan. Pola pikir ini perlu dibawa dalam ruang kelas dan pembelajaran. Setiap waktu, guru selalu menghadapi berbagai perubahan kecil di dalam ruang kelas. Hanya saja,ini dikembalikan kepadaguru apakah hendak menggunakan fixed mindsetatau growth mindset? Mari direnungkan pilihan apa yang harus dipilihbagi seorang guru profesional?

 

Saudara mahasiswa, salah satu sifat kurikulum adalah harus menyesuaikan denganmasa depan. Berbeda dengan pola bermain judi, hanya saja sebagai


 

 

pendidik, kita harus mempersiapkan generasiyang sebaik-baiknya tanpa kita ketahuimasa depan sepertiapa yang akan terjadi di masa mendatang. Beberapa ahli telah banyak menggambarkan dunia masa depan dan prediksinya, mulai dari dunia yang mengalami sebuah percepatan, lebih fleksibel, banjirpengetahuan, hingga ancamanrobot akan menggantikan fungsi manusia, dan itu perlahansudah mulai dirasakan. Zaman  yang berubahsemakin cepat, kita juga menghadapi  sebuah tantangan untukredefinisi landasan pendidikan sebagaimana yang disampaikan pada kegiatan belajar1 yang akan berdampak kepada perubahan syaratketerampilan untuk memecahkan masalah, berinovasi dan untuk menggapai sukses.

Lain halnya apabila kita mulai belajar untuk menemukan pola prediksi di masa depan. Salahsatunya adalah dengan adanya sebuah percepatan pengetahuan. Pengetahuan menjadi cepatuntuk berkembang dan juga cepatmenjadi using, tempoperubahan social tidak diimbangi dalam dunia Pendidikan yang pada akhirnya pelajar dan mahasiswa kini lebih banyakmenggunakan internet (Piliang, 2004). Era ini perlahan sudah mulai kita rasakan. MenurutYasraf Amir Piliang,prinsip fleksibilitas merupakan sebuah kesadaran tinggi akan pentingnya peran individu dan jaringan dalammembangun pengetahuan. Sikapfleksibilitas akan membangun sikap proaktif dalam membangun sebuah makna sendiri,Mau tidak mau, pembelajaran harus mengalami perubahandari yang konvensional kepada pembaruan model pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan pengetahuan. Di masa depan (dan mungkin juga sudah dimulai dari sekarang), peranan guru di kelas akan menjadi sesuatu yang harus kembali didefinisikan. Menurut anda, akankah guru tergantikan oleh peranan mesin pencari dan berbagai macam teknologi daring?

Tantangan kurikulum dalam konteks ke Indonesiaan di masa mendatang berdasar pada kondisi Indonesia dengan banyak pulau yang luas dan berbagai macam budaya. Kita bisa memandangnya sebagai anugrah dan juga sebagaitantangan dalam pemerataan Pendidikan. Setiap daerah memiliki sebuah konteks yang harus dipertimbangkan. Inilah yang menjadi salahsatu factor pembeda khas antara Indonesia dengan negara lain yang dipandang maju dalam Pendidikan. Adapuntantangan kurikulum yang harusdihadapi adalah :


 

 

1)     Bonus demografi

Saudara mahasiswa, menurutprediksi Bappenas, pada tahun 2030-2040 Indonesia akan mengalami sebuah bonus demografi. Bonus demografi adalahkeadaan dimana sumber daya manusia dalam usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari pada usia non produktif. Sedangkan di negara lain, sedang terjadi sebuah proses aging people (dimana jumlah penduduk non produktif memiliki jumlahlebih banyak). Hal ini perlu menjadi perlumenjadi perhatian praktisidi bidang Pendidikan, untuk menekankan dan bekerjasama bagaimanamembangun generasi selanjutnya. Dengan adanya bonus demografi, diharapkan masyarakat Indonesia, terutamapraktisi bidang Pendidikan, bisa memanfaatkan momentumini. Bonus demografi merupakan sesuatuyang harus dipersiapkan dari sekarang. Bonus demografi bisa menjadi anugerah apabila bisa dikelolasecara baik. Keadaan bonus demografi Indonesiapun tidak luput dari masalah.Diantara permasalahan bonus demografiadalah tingkat pemerataan pendidikan yang masih rendah.Masing- masing rerata wilayah terdapat di beberapa daerah sehingga perlu diadakan sebuah kajian khusus per Kawasan daerah. Permasalahan ini baiknya bisa diselesaikan dengan kerjasama berbagaimacam pihak sepertipsikolog, sekolah, masyarakat, pemerintah, dan lain sebagainya. Jika masalah ini dibiarkan saja berlarut-larut tanpa adanya sebuah sebuah solusi, maka bonus demografi bisa menjadi bencana tersendiri untuk Indonesia.

2)     Teknologi di ruangkelas

Saudaramahasiswa, seperti yang dinyatakan oleh Friedman, perkembangan teknologi terlampau cepat namun kemampuankita untuk beradaptasi masih belum mencukupi. Perubahan teknologi yang begitu cepat selama tujuh tahun, baru bisa dikejar dalam lima belas tahun ketertinggalan. Dalam iklim teknologi yang serba cepat dan instan, orang-orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman, akan mengalamidistorsi akan arah hidupnya. Bisa dilihat dalam grafik di bawah ini


 

 

 

 

 

Description: https://lh3.googleusercontent.com/NP-0uCeaczADVLVb-JzLIrjSw9zi7M5p560NYFt6JTSrO0wFTBErZAOxTTeI4kL58bmlvVBxFM2LwUl18QkPwp6OTw55O2bHhDe752XNcy54aqzvykE5MY-vBpXV_5PZL1DiZ2Sm

 

Gambar5. Rate of Change

 

Sumber gambar : https://images.app.goo.gl/U18a9modzb8QV8KPA

 

Untukmengatasi kesenjangan antara adaptasi manusiadengan perkembangan teknologiadalah dengan adanyaakselerasi proses belajaragar manusia dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi. Salahsatu cara dalam mengakselerasi proses adaptasi adalah dengan mengalukan integrasi teknologi di ruang kelas, tentu disesuaikan dengan kebutuhan anak untuk belajar bersama teknologi. Perubahan penggunaan teknologi di ruang kelas akan berpengaruh kepada fungsi guru di dalam kelas. Sehingga dalam mengimplementasikan teknologi di ruang kelas, guru harus menyadari dan memperhatikan aspek-aspek dalam pengolahannya tanpa merasa peran guru digantikan oleh peran teknologi. Dalam proses ini ada sebuah integrase teknologi yang akan mensinergikan antara materi pembelajaran dan strategi pembelajaran (Pujiriyanto: 2012).

3)     Globalisasi dan perubahankebijakan pendidikan

Saudara mahasiswa, sudah tidak asing dengan kata globalisasi bukan? Globalisasi bukan globalisasi ini bukan merupakan sebuah konsep yang satu tetap memiliki makna yang berbeda. Namun, globalisasi adalah salahsatu penggerak utama perubahan social, ekonomi, politik, dan, dan budaya dalam satu atau lain cara (Piliang, 2018). Globalisasi merupakansebuah Dengan


 

 

konsep The World is Flat, kita tidak lagi hidup dalam sekat-sekat geografis, Di masa globalisasi, Perataan dunia membuat kita mudah untuk berbagi pekerjaan, berbagi pengetahuan, dan juga berbagi hiburan. Globalisasi ini memberikan sebuah efek ketenagakerjaan yang tidak pasti dari soalan ketidakpastian.

Dampak dari globalisasi yang menuntut perubahan, maka pemerintah seperti “berusaha” untuk menyesuaikan pendidikan sehingga akan terjadi perubahankurikulum. Namun, meskipunkurikulum berganti-ganti dan pemerintah mengganti kebijakan, faktor penentu ada pada guru itu sendiri. Indonesiamerupakan negara yang besar dan cukup kompleks,dan membutuhkan beberapaperubahan revolusioner (Purwanto, 2008). Arah pendidikan ini merupakan jawabanpermasalahan atas permasalah pendidikan klasik di Indonesia yaitu pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia.

4)     Pendidikan abad 21

Kajian terkait pendidikan abad 21 akan Anda temui secaralengkap pada kajianmodul selanjutnya yaitu modul 2. Pada bagia ini sekilasakan difokuskan pada bagaimana pendidikan abad 21 akan mempengaruhi pengembangan kurikulum. Menurut UNESCO tujuan pendidikan di abad 21 membutuhkan berbasissintesis yang tinggi,sebuah keterpaduan baru, kebutuhan individual adan tanggungjawab sosial. Berdasarkan hal tersebut menurut Jenifer Nichols ada beberapa prinsip yang harus diterapkan dalam kurikulum masa depan yaitu a) pembelajaran harus selalu menjadi berpusat pada peserta didik yang menjadi pusat belajar dan pusat kegiatan belajar sedangkan guru menjadi fasilitator, b) pendidikan harus selalu berkolaborasi denganlembaga lain, untuk meningkatan berbagaimutu pendidikan selain itu menambahkeilmuan bidang-bidang tertentuyang tidak didalamidalam kurikulum. c) belajar harus memiliki konteks dimana dalam sebuah proses pembelajaran harus bisa dikaitkan dengan berbagaimacam kasus dalam kehidupan sehari-hari sehingga belajar itu memiliki pijakanyang nyata untukanak, d) sekolahharus berintegrasi denganlingkungan sosial masyarakat.


 

 

Jangan sampaisekolah mencabut akar-akar kemasyarakatan, tapi sekolahjuga menyambungkan antarelemen masyarakat dengankegiatan-kegiatan.

 

5.    Forum Diskusi

Saudaramahasiswa untuk memperdalam pemahaman Anda mengenaimateri yang telah disampaikan di atas, Coba Anda diskusikan kajian berikutdengan teman-teman kelompok di kelas !

Memasuki era revolusi industry4.0, manusia dituntutuntuk menguasai kompetensi Critical thinking skills, Creative, Communicative, dan Collaborative (4C).Diskusikan bersama kelompok, apakah implementasi kurikulum yang selama ini Anda terapkan di sekolah sudah membekali peserta didik untuk menguasai kompetensi 4C? kemudian buatlahrancangan pengembangan kurikulumyang didalamnya memuat komponen kurikulum (tujuan, metode,konten, dan evaluasi) untuk mencapai kompetensi 4C tersebut!


 

 

 

 

 

 

 

1.    Rangkuman

a.    Konsep kurikulum menurut pandangan para ahli dapat dipandang dari tiga konteks, yaitu kurikulum sebagaimata pelajaran, kurikulumsebagai kegiatan pengalaman dan kurikulum sebagai perencanaan.

b.    Perkembangan kurikulum yang terjadidi Indonesia setelahIndonesia merdeka pada tahun 1945, setidaknya kita telah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,1984, 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004,KTSP 2006 dan kurikulum 2013.Indonesia telah banyakbelajar dari kurikulum-kurikulum tersebut. Dari kesepuluhkurikulum tersebut jika dilihat dari jenisnya terbagimenjadi 3 yaitu

: 1) kurikulumsebagai rencana pelajaran(kurikulum 1947 1968), 2) kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan (kurikulum 1975 – 1994) dan 3) kurikulumberbasis kompetensi (kurikulum 2004 – 2013).

c.    Peran utama dari kurikulumyang dinilai sangat penting, yaitu peran konservatif, kreatif dan kritis evaluatif. Peran kurikulum harus berjalan seimbang dan harmonis, agar dapat sesuai dan memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak maka dalam implementasinya akan terjadi ketimpangan atau ketidaksesuaian yang berdampak pada kegagalan dari suatu implementasi yang tidak membekalkan secara tepat kepada siswa terkaitapa yang di pelajari, bagaimana mempelajari dan mengapa dipelajari. Menyelaraskan ketiga peranan tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak dalam proses pendidikan termasuk guru sebagai ujung tombakpelaksana kurikulum.

d.    Kurikulum pada dasarnya merupakansuatu sistem. Artinya,kurikulum merupakan suatu kesatuanyang terdiri dari komponen-komponen yang saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Karena antar komponen saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka pencapaian tujuan. Komponen-komponen kurikulum diistilahkan sebagai anatomi kurikulum


 

 

yang terdiri dari komponen tujuan, isi, aktivitas belajar dan evaluasi yang digambarkan sebagai suatu keterpaduan.

e.    Tantangan kurikulum yang harus dihadapi di era masa depan adalah bonus demografi, teknologi di ruang kelas, globalisasi dan perubahan kebijakan pendidikan, pendidikan abad 21.

 

2.    Tes formatif

Pilihlah salahsatu jawaban yang paling tepat dari pertanyaan berikut :

1.        Kurikulum sebagai seluruh aktivitaspeserta didik baik yang dilakukandi dalam maupun di luar kelas berarti....

A.        Menyusun daftar mata pelajaranyang harus dipelajarioleh siswa selamamenempuh pembelajaran di kelas

B.         Menyusun      rancangan      kunjungan      ke     kebun     binatang      untukmenyelesaikan projek pembelajaran sain

C.         Menyusun aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam RPP untukmenjadi dokumen sekolah

D.        Menyusun modul pembelajaran yang memuat aktivitas belajar siswa

E.         Menyusun daftar isi bahan pembelajaran agar mudah dipelajari oleh siswa dalam proses pembelajaran

 

2.        Kurikulum Indonesia telah mengalami perubahan sebanyak sepuluh kali. Jika dikelompokkan dalam jenisnya, kurikulum yang dikembangkan pada tahun 2004-2013, termasuk jenis kurikulum …

A.        Kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan

B.         Kurikulum berbasis pada pencapaian proses

C.         Kurikulum sebagai rencanapelajaran

D.        Kurikulum berbasis pada kompetensi

E.         Kurikulum berbasis konten pembelajaran

 

 

3.        Nilai-nilai kehidupan dan budaya dalam masyarakat senantiasa berkembang, maka peran kurikulumtidak hanya mewariskan nilai dan


 

 

budaya melainkan juga berperan untuk menilai dan memilih nilai budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan. Penjelasan tersebut merupakan

A.        Peran konservatif

B.         Peran kritis dan evaluatif

C.         Peran kreatif

D.        Peran social

E.         Peran sumatif

 

 

4.         Di bawah ini merupakan kajianpokok implementasi kurikulum, kecuali ...

A.        Mengembangkan program

B.         Pelaksanaan Pembelajaran pembelajaran

C.         Pengembangan kurikulum

D.        Evaluasi proses yang dilaksanakan

E.         Merancang dokumen kurikulum

 

 

5.         Kurikulum bukan hanya dipandang sebagaiseperangkat mata pelajarandan silabus, namun juga harus dipandang sebagai …

A.        Seperangkat alat pembelajaran yang harus disesuaikan dengan peserta didik

B.         Seperangkat dokumen yang harus dilaksanakan

C.         Rincian jadwal pelajaran

D.        Materi yang harus disampaikan kepadapeserta didik

E.         Seperangkat tujuan pembelajaran

 

 

6.         Dalam pelaksanan kurikulum 2013, peserta didik memerlukan berbagai macam sumber literasi untuk menunjang berbagaimacam bacaan dan literasi. Namun, masih ada sekolah yang tidak memilikinya. Hal tersebut merupakanhambatan dari salah satu factor

 

A.        Factor lingkungan sekolah


 

 

B.         Factor sarana dan fasilitas

C.         Factor budaya dan ideologi

D.        Factor administrasi

E.         Faktor sekolah

 

 

7.        Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan oleh seorang guru dalam mengembangkan kurikulum yaitu tujuan Pendidikan nasional, visi, misi, tujuan yang diharapkan masyarakat. Hal ini berarti …

 

A.        Guru menyusun program pembelajaran di kelas diterjemahkan ke dalam sebuah tujuan nasional

B.         Guru menyusun program pembelajaran menyesuaikan dengan kurikulumyang ada berdasarkan tujuan yang ditetapkan.

C.         Guru menyusun program pembelajaran dengan mengacu kepadatujuan Pendidikan nasional,visi, misi, tujuanjuga disesuaikan dengankondisi masyarakat

D.        Guru melakukan pembelajaran hanya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat.

E.         Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan pengalamannya yang menurutnya penting.

 

8.        Menurut Friedman, perkembangan teknologi begitu cepat namun manusia belum bisa mengimbangi percepatan perkembangan teknologi. Dalam pengembangan sebuah kurikulum, fenomena tersebut bisa diartikan dan digunakan untuk …

A.        Identifikasi perkembangan zaman, sehinggapembelajaran harus mengikuti perkembangan teknologi.

B.         Mengidentifikasi perkembangan teknologi, menyiapkan strategiantisipasi untuk mengejar ketertinggalan dalam beradaptasi dengan teknologi

C.         Mengintegrasikan teknologi ke ruang kelas dan memberikan penjelasan cara penggunaannya


 

 

D.        Guru tidak melarang, membatasi, maupun memberikan edukasi

E.         Memberi kebebasan belajardengan HP

 

 

9.         Seperti apa yang dikatakan oleh Friedman, perkembangan teknologi begitu cepat namun manusia belum bisa mengimbangi percepatan perkembangan teknologi. Sebagai seorang guru, maka yang harus dilakukan dalam rangka menyesuaikan dengan perkembangan teknologi adalah …

A.        Tidak menganjurkan pesertadidik untuk membawaalat teknologi

B.         Membebaskanpeserta didik menggunakan alat teknologi di dalam kelas

C.         Mengintegrasikan teknologi ke ruang kelas dan memberikan penjelasan cara penggunaannya

D.        Guru tidak melarang, membatasi, maupun memberikan edukasi

E.         Memberi kebebasan belajardengan HP

 

 

10.     Dalam kurikulum 2013, terdapat integrasi antara ilmu pengetahuan dan karakter.Hal ini sesuai dengan arah baru programbaru UNESCO yaitu

 

A.        Ekonomi, manusia, lingkungan, dan sosial diintegrasikan

B.         Pikiran dan benda terintegrasi dalampengembangan

C.         Sains dan nilai religius terintegrasi

D.        Pendidikan merupakan integral dari semua perkembangan

E.         Pendidikan untuk semua

 

 

Cocokkanlah jawaban Saudara dengan Kunci JawabanTes Formatif KB 4 yang terdapat pada bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Selanjutnya, gunakanrumus berikut untuk mengetahui tingkatpenguasaan Saudara terhadapmateri Kegiatan Belajar4.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Arti tingkatpenguasaan : 90 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 - 79% = cukup

< 70% = kurang

 

 

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, selamat! Saudara dapat meneruskan pada modul selanjutnya yaitu modul 2. Namun ,jika masih di bawah80%, Saudara harus mengulangi materiKegiatan Belajar 4, terutama pada bagian yang belum dikuasai.