Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu Model Pembelajaran Make a Match?

Apa Itu Model Pembelajaran Make a Match?

Pengertian Model pembelajaran make a match

Make a Match adalah model pembelajaran yang melibatkan aktivitas mencocokkan atau menghubungkan antara dua atau lebih item yang memiliki hubungan atau kesamaan. Contohnya, pada pelajaran bahasa Inggris, guru dapat memberikan serangkaian kata dan definisi yang harus dicocokkan oleh siswa. Sedangkan pada pelajaran matematika, guru dapat memberikan daftar persamaan matematika dan hasilnya yang harus dicocokkan. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan memerlukan pemahaman mendalam terhadap materi pelajaran. Hal ini juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan memori jangka pendek dan jangka panjang mereka karena mereka harus mengingat informasi dan menghubungkannya dengan benar. Make a Match juga dapat dikombinasikan dengan model pembelajaran lain seperti model Cooperative Learning, dimana siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan aktivitas Make a Match. Dengan bekerja bersama-sama, siswa dapat memperluas pemahaman mereka tentang topik yang dipelajari dan mengembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama tim, komunikasi, dan kepemimpinan.

Langkah langkah model pembelajaran Make A Match?

Berikut adalah langkah-langkah model pembelajaran Make a Match: 

  1. Tentukan tujuan pembelajaran: Tentukan tujuan pembelajaran yang jelas dan spesifik. Misalnya, jika Anda mengajar pelajaran sains, tujuan pembelajaran bisa adalah "siswa dapat mencocokkan istilah-istilah ilmiah dengan definisinya dengan benar". 
  2. Siapkan item untuk dicocokkan: Buat daftar item yang harus dicocokkan oleh siswa, seperti kata-kata, definisi, konsep, gambar, atau persamaan. 
  3. Tentukan aturan permainan: Tentukan aturan permainan seperti waktu yang diberikan untuk menyelesaikan aktivitas, jumlah item yang harus dicocokkan, dan cara memberikan skor. 
  4. Bagikan item kepada siswa: Bagikan item yang telah dipersiapkan kepada siswa dan pastikan mereka memahami aturan permainan. Biarkan siswa mencocokkan item: Biarkan siswa mencocokkan item dengan benar sesuai aturan permainan yang telah ditentukan. Dalam hal ini, siswa perlu menghubungkan setiap item dengan item lain yang memiliki hubungan atau kesamaan. 
  5. Evaluasi hasil: Setelah aktivitas selesai, evaluasi hasil dan berikan umpan balik kepada siswa. Anda bisa memberikan penilaian atau feedback verbal untuk memperbaiki hasil siswa di lain waktu. 
  6. Refleksi: Akhiri aktivitas dengan memberikan kesempatan untuk refleksi. Tanyakan pada siswa tentang apa yang telah mereka pelajari dari aktivitas Make a Match dan bagaimana mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari atau pembelajaran lainnya. 

Dalam melakukan Make a Match, perlu diingat bahwa tujuan utama dari model pembelajaran ini adalah untuk membuat siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan memungkinkan mereka untuk belajar dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Oleh karena itu, pastikan bahwa item yang digunakan menarik perhatian siswa dan dapat memotivasi mereka untuk terlibat secara aktif dalam aktivitas Make a Match

Kenapa memilih model pembelajaran Make A Match?

Ada beberapa alasan mengapa memilih model pembelajaran Make A Match dapat menjadi pilihan yang tepat, antara lain:  
  1. Membuat pembelajaran menjadi interaktif: Model pembelajaran Make A Match dapat membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik bagi siswa karena melibatkan aktivitas mencocokkan antara satu item dengan item yang lain yang memiliki hubungan atau kesamaan.  
  2. Mendorong keterlibatan siswa secara aktif: Dalam model pembelajaran Make A Match, siswa harus terlibat secara aktif dalam mencocokkan item-item yang telah disediakan. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih fokus dan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang materi pelajaran.  
  3. Meningkatkan kemampuan memori: Aktivitas Make A Match dapat membantu meningkatkan kemampuan memori siswa, karena mereka harus mengingat informasi dan menghubungkannya dengan benar. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah mengingat informasi dan konsep yang telah dipelajari di kemudian hari.  
  4. Fleksibel dan dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran: Model pembelajaran Make A Match dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran dan topik pembelajaran. Misalnya, Make A Match dapat diterapkan pada pelajaran bahasa Inggris untuk mempelajari kosakata baru, pada pelajaran matematika untuk mempelajari persamaan atau rumus matematika, dan pada pelajaran sains untuk mempelajari konsep-konsep ilmiah.  
  5. Mudah diadaptasi dan dikombinasikan dengan model pembelajaran lain: Model pembelajaran Make A Match mudah diadaptasi dan dikombinasikan dengan model pembelajaran lain seperti model Cooperative Learning atau model pembelajaran berbasis proyek. Hal ini dapat membantu memperluas pemahaman siswa tentang topik pembelajaran dan meningkatkan keterampilan sosial mereka.  
Dengan demikian, model pembelajaran Make A Match dapat menjadi pilihan yang tepat untuk membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif, meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif, dan memperkuat kemampuan memori mereka.

penerapan model make a match dalam pembelajaran

Berikut adalah beberapa contoh penerapan model pembelajaran Make a Match dalam pembelajaran: 
  1. Bahasa Inggris: Guru memberikan daftar kosakata baru dalam bahasa Inggris dan definisinya, lalu siswa diminta untuk mencocokkan kosakata dengan definisinya. Siswa juga dapat diminta untuk membuat kalimat yang menggunakan kosakata baru tersebut. 
  2. Matematika: Guru memberikan persamaan matematika dan hasilnya, lalu siswa diminta untuk mencocokkan persamaan dengan hasil yang benar. Siswa juga dapat diminta untuk membuat persamaan baru dengan hasil tertentu. 
  3. Sains: Guru memberikan konsep sains dan definisinya, lalu siswa diminta untuk mencocokkan konsep dengan definisinya. Siswa juga dapat diminta untuk menggambar gambar yang merepresentasikan konsep tersebut. 
  4. Sejarah: Guru memberikan peristiwa sejarah dan tahunnya, lalu siswa diminta untuk mencocokkan peristiwa dengan tahunnya. Siswa juga dapat diminta untuk membuat urutan kronologis dari peristiwa sejarah yang diberikan. 
  5. Seni: Guru memberikan nama seniman dan karya seninya, lalu siswa diminta untuk mencocokkan seniman dengan karyanya. Siswa juga dapat diminta untuk membuat sketsa atau lukisan yang terinspirasi dari karya seniman yang telah dicocokkan. 
Dalam semua contoh di atas, siswa diminta untuk mencocokkan item-item yang telah disediakan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan memori siswa dan membantu mereka untuk memahami konsep dengan lebih baik. Selain itu, model pembelajaran Make a Match juga dapat membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menarik bagi siswa.

Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran Make a Match

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Make a Match: 

Kelebihan: 

  1. Interaktif dan Menarik: Model pembelajaran Make a Match membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menarik bagi siswa karena melibatkan aktivitas mencocokkan antara satu item dengan item yang lain yang memiliki hubungan atau kesamaan. 
  2. Memperkuat Kemampuan Memori: Model pembelajaran Make a Match dapat membantu meningkatkan kemampuan memori siswa karena siswa harus mengingat informasi dan menghubungkannya dengan benar. 
  3. Dapat Diterapkan pada Berbagai Mata Pelajaran: Model pembelajaran Make a Match dapat diterapkan pada berbagai mata pelajaran dan topik pembelajaran, membuat model pembelajaran ini sangat fleksibel dan dapat digunakan dalam berbagai situasi pembelajaran. 
  4. Mudah diadaptasi dan dikombinasikan dengan model pembelajaran lain: Model pembelajaran Make a Match mudah diadaptasi dan dikombinasikan dengan model pembelajaran lain seperti model Cooperative Learning atau model pembelajaran berbasis proyek. Hal ini dapat membantu memperluas pemahaman siswa tentang topik pembelajaran dan meningkatkan keterampilan sosial mereka. 

Kekurangan: 

  1. Tidak Cocok untuk Semua Jenis Materi Pembelajaran: Model pembelajaran Make a Match mungkin tidak cocok untuk semua jenis materi pembelajaran, terutama untuk materi yang membutuhkan pemahaman konseptual yang lebih kompleks. 
  2. Terbatas pada Pemahaman Konseptual: Model pembelajaran Make a Match lebih terbatas pada pemahaman konseptual, sehingga mungkin tidak membantu siswa dalam pengembangan keterampilan atau penerapan praktis. 
  3. Terlalu Fokus pada Hasil yang Benar: Model pembelajaran Make a Match terlalu fokus pada hasil yang benar sehingga dapat membuat siswa kurang berani dalam bereksperimen dan mencoba hal-hal baru. 
  4. Memerlukan Waktu Persiapan yang Lebih Lama: Model pembelajaran Make a Match memerlukan persiapan yang lebih lama karena guru harus membuat pasangan item-item yang cocok dan memastikan bahwa setiap item cocok dengan yang lainnya. 

Meskipun ada beberapa kekurangan dalam model pembelajaran Make a Match, kelebihannya seperti meningkatkan kemampuan memori siswa dan membuat pembelajaran menjadi lebih interaktif dan menarik dapat menjadi alasan untuk memilih model pembelajaran ini dalam pembelajaran